"Amanat ayah dua tiga tahun lalu memang ingin dimakamkan di area masjid karena cita-cita ayah ingin mendirikan pondok pesantren yang mengelilingi masjid itu," kata anak pertama Zainuddin, Haikal Fikri.
Hal itu diceritakan Haikal di rumah duka, Jalan Gandaria 1, Gang H Aom, Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2011). Menurut Haikal, pondok pesantren yang ingin dibangun oleh ayahnya berada area masjid. Para pengajar di pondok pesantren itu akan dimakamkan di area tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haikal juga bercerita soal penyakit yang diderita sang ayah. Menurutnya, semalam sebelum meninggal, Zainuddin memang mengeluh pusing-pusing. Tensi darah Zainuddin juga sudah tinggi sehingga tidak bisa berangkat ke Blitar, Jawa Timur untuk berdakwah.
"Kemarin malam akhirnya saya berangkat menggantikan ayah untuk dakwah di Blitar, Jawa Timur. Pukul 10.00 WIB tadi saya dapat kabar kalau ayah meninggal dunia," kata Haikal.
Sebelum berangkat ke Blitar, Jawa Timur, Haikal sudah berpesan agar ayahnya ke dokter untuk berobat. Karena beberapa hari sebelumnya, tensi ayahnya sempat mencapai 180/110. "Saya sudah minta agar ke rumah sakit, tapi ternyata ayah nggak pergi ke rumah sakit. Dan tadi pagi sempat dibawa ke RSPP tapi tidak tertolong," kata Haikal.
Soal penyebab Zainuddin meninggal dunia, Haikal tidak mengetahui pasti. Namun selama ini, menurut Haikal, Zainuddin tidak memiliki riwayat penyakit jantung. "Dalam sejarahnya memang tidak ada penyakit jantung, tapi kalau tensinya itu memang tinggi dan kepalanya sering pusing," kata Haikal.
(ken/asy)