Wapres Boediono & Senandung Nasyid 'Insya Allah'

Wapres Boediono & Senandung Nasyid 'Insya Allah'

- detikNews
Minggu, 03 Jul 2011 22:16 WIB
Morowali - Tiga tahun berlalu sejak Presiden SBY menginstruksikan kepada kementerian untuk merangkul Al Khairaat turut serta dalam percepatan pembangunan di kawasan Indonesia timur. Namun, instruksi tersebut rupanya belum dijalankan benar.

Sabtu (2/7), pesantren besar yang berpusat di Donggala, Palu, menuntut janji tersebut kepada Wakil Presiden Boediono.

Pukul 8.00 WITa, ratusan warga Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, disibukkan dengan persiapan kedatangan Wapres Boediono. Kedatangan petinggi negara tersebut tak lain adalah menghadiri Milad ke-81 Pesantren Al Khairaat di Desa Wosu, Kecamatan Bungku Barat, Morowali, Sulawesi Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan siswa berseragam SD sampai dengan SMA sudah berkumpul di halaman rumah sakit tak jauh dari pondok pesantren tempat dilangsungkannya acara. Tepat di depan gerbang pesantren dan halamannya, berjajar baliho ucapan selamat Milad kepada pesantren dari ketua karang taruna setempat sampai dengan kepala dinas dan komandan kodim Poso.

Di halaman pesantren, terlihat ribuan pengunjung dan undangan telah menempati kursi yang telah disediakan panitia. Padahal, sesuai jadwal yang tercantum kunjungan Wapres diagendakan tiba pukul 10.45 WITA.

Antusiasme warga dan tamu undangan patut diacungi jempol saat mengetahui Wapres tiba masih jauh dari jam yang diperkirakan, mereka tidak beranjak sedikit pun dari tempat duduk. Kipas koran dan sedikit memanjakan mereka dari sengatan panas di halaman pesantren.

Seraya menanti kedatangan tamu yang dinanti, panitia menyuguhkan lagu Nasyid melalui sound system yang telah disediakan. Lirik lagu yang berkali-kali terdengar adalah 'Insya Allah'. Berkali-kali senandung lirik tersebut terus terdengar mengema di lapangan.

"Mungkin ini kode," gurau seorang wartawan yang saat itu ikut rombongan kunjungan Wapres. "Mungkin kode Wapres tidak jadi datang atau kode lainnya, ya," candanya lagi.

Sekitar pukul 12.15 WITA, tamu agung yang telah dinanti akhirnya tiba di lokasi Milad Pesantren Al Khairaat. Sorak sorai dan tepuk tangan menyambut Wapres Boediono yang mengenakan kemeja hijau dan berkain selendang kuning.

Berhubung tamu sudah tiba, acarapun dimulai. Pejabat daerah dari mulai Bupati dan Gubernur menyampaikan sambutan. Isinya berupa keluhan infrastruktur yang sampai saat ini menjadi kendala dalam faktor penghambat kehidupan ekonomi provinsi dan kabupaten.

Tidak ketinggalan petinggi Al Khairaat menyampaikan sambutan yang diwakili oleh Ketua Utama Al Khairaat Habib Saggaf Al Jufri Namun, sambutan sang ulama ini cukup berbeda. Sang habib rupanya menagih janji pemerintah pusat soal ajakan untuk terlibat dalam perkembangan Kawasan Indonesia Timur.

"Al Khairaat perlu diberikan peran, Presiden saat itu menginstruksikan agar gubernur, bupati, dan menteri agar melibatkan Al Khairaat dalam percepatan daerah tertinggal. Dan itu tekah disepakati. Tapi sampai sekarang sabar menunggu realisasinya sejak tahun 2008," ujar sang Habib disambut tawa tamu undangan.

Wajar saja Al Khairaat menagih janji itu. Sebagai pesantren yang telah berusia 81 tahun, memiliki 1.561 madrasah, 48 pondok pesantren, 9.000 tenaga pengajar, serta memiliki universitas dan rumah sakit, adalah modal dasar untuk turut serta dalam pembangunan Indonesia Timur.

Berdasarkan penelusuran detikcom, betul adanya Presiden SBY ketika berkunjung ke Pesantren Al Khairaat tahun 2008 memberikan instruksi kepada menteri terkait untuk menjadikan Al Khairaat sebagai mitra dalam bidang pendidikan dan dakwah sosial.

Saat yang dinanti pun tiba. Wapres Boediono akhirnya memberikan sambutan dan tanggapan dari sambutan yang telah disampaikan bupati, gubuenur, dan pengelola Pesantren Al Khairaat. Menanggapi sambutan sang ustad, Wapres menyatakan pihaknya akan menampung apa yang disampaikan tersebut.

"Soal instruksi presiden, saya tidak akan memberikan instruksi. Tapi percayalah kami akan mencatat dan membicarakannya dengan para menteri apa yang telah dilakukan Al Akhiraat dalam program kesehatan dan pendidikan. Terima kasih telah menunggu," kata Wapres dalam sambutannya.

Sang ustad yang memberi sambutan, berubah posisi duduk. Awalnya dia sedikit memajukan posisi dada dan kepada seperti orang yang terlihat antusias mendengarkan cerita lawan bicaranya. Namun, seketika saja dia menempelkan punggungnya ke sandaran kursi seraya menopang dagu sesaat setelah Wapres mengutarakan jawaban dari apa yang telah disampaikannya. Seluruh tanggapan termasuk keluhan pejabat daerah pun telah disampaikan.

Acara pun dinyatakan selesai setelah Wapres melakukan penananaman pohon. Wapres pun berlalu dari pesantren Al Khairaat berserta rombongan yang turut dalam acara tersebut. Senandung nasyid dengan lirik 'Insya Allah' pun mengantarkan iring-iringan yang keluar dari halaman pesantren. Yang tersisa hanya riuh pengunjung yang melambaikan tangan kepada pejabat negara dan daerah yang berada di antrean rombongan.

(ahy/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads