Siswa SDN 06 Pesanggrahan Cerita Kecurangan UN di Sekolahnya

Siswa SDN 06 Pesanggrahan Cerita Kecurangan UN di Sekolahnya

- detikNews
Kamis, 16 Jun 2011 22:18 WIB
Jakarta - Dengan wajah tenang, MA (12) siswa SDN 06 Pesanggrahan, Jakarta Selatan, bertemu dengan Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesmas) Pemprov DKI Jakarta untuk menjelaskan kronologi kasus contek massal yang terjadi di sekolahnya. MA yang mengenakan kemeja kotak-kotak dipadu celana panjang coklat datang ditemani sang Bunda dan ayahnya serta Ketua Komas PA Arist Merdeka Sirait.

Kepada wartawan, MA tak sungkan bercerita tentang kejadian saat itu. Dengan gaya polos bocah seusianya, MA berbincang santai sambil sesekali memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Jadi tiga hari sebelum UN, saya dipanggil guru kelas saya, nah saat itu nama saya dipisah dari temen-temen yang lain, bukan saya saja tapi ada dua teman lainnya," cerita MA.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MA awalnya tidak paham tujuan pemanggilan itu. Tapi setelah mendapat arahan dari guru kelas yang meminta dirinya membuat kesepakatan tentang agar tidak membocorkan rencana mencontek massal itu kepada siapa pun.

"Jadi itu kejadiannya waktu hari pertama UN tanggal 10 Juni. Waktu itu mata pelajaran Bahasa Indonesia," katanya.

Padahal MA hari itu mengaku sudah sangat siap menyambut UN hari pertama. Tapi yang dia lihat, saat ujian dimulai dan soal dibagikan bahkan tak seorang murid pun yang membaca soal tersebut.

"Hampir semua soal dijawab dengan menyontek, jadi sebagian ada yang tidak baca soal lagi, teman oper-operan," ungkap anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Merasa kejadian hari ini tidak menyenangkan, MA pun menceritakan ibunya. Walau pun pada awalnya, MA sempat berniat tidak menceritakan soal adanya kesepakatan yang sebelumnya mereka buat dengan gurunya.

"Pertama aku nggak kasih ke ibu, karena saya kira conteknya kecil-kecilan. Tapi ternyata besar-besaran. Hampir semua soal contek," keluh MA yang mengaku telah belajar mati-mati malam harinya.

Mendengar cerita MA, ibunya pun geram. Ujian hari kedua ibu MA pun datang langsung ke sekolah MA dan merekam kegiatan UN di sekolah itu.

Akibat mengaku ke ibunya, MA pun sempat dikucilkan teman-teman sekolahnya. Tapi karena nasehat sang ibu, dan penjelasan ibunya ke teman-teman, akhirnya teman-teman Abang mengerti.

"Mereka diam-diam bisik-bisik bicara tentang saya. Tapi pas ibu terangin ke teman-teman, sekarang mereka sudah biasa saja. Ibu mengajarkan saya selalu jujur," katanya.

Saat ini kasus ini tengah ditangani Pemprov DKI dan Komnas PA. Pemprov telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap kasus ini.

Meskipun ujian telah usai, dan tinggal menunggu pengumuman pada tanggal 20 Juni nanti, MA berharap bisa melaksanakan UN ulang yang adil.

"Maunya sih UN nya diulang aja biar adil. Dan SMP yang nantinya percaya dengan NEM saya," imbuhnya.

(lia/rdf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads