Agus dinilai kecewa dengan partainya sendiri, PDIP. Pasalnya, istri Agus tidak didukung oleh partai untuk menjadi calon bupati Batang, Jawa Tengah.
"Agus yang tahu betapa kecewanya dia karena istrinya tidak jadi didukung oleh PDIP sebagai calon Bupati Batang," kata Panda dalam pembelaan pribadinya di Gedung Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2011) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya yakin kalau cerita ini diketahui lebih dulu oleh Pak Mahfud, dia tidak akan bersaksi," lanjutnya.
Panda miris dengan stigma Agus yang kini dianggap sebagai whistle blower. Uang Rp 500 juta yang sempat Agus terima, dinikmati selama 4 tahun.
"Kemudian secara kejiwaan ingin membalaskan dendamnya ke partai, yang mengecewakan dia, yang tidak membantu dia menangkapkan Bambang Bintoro, yang tidak meluluskan istrinya sebagai calon bupati," papar Panda.
Panda tidak setuju dengan tudingan Agus yang menyebut dirinya pernah cipika-cipiki dengan Miranda Gultom. Apalagi Panda disebut memanggil Miranda dengan sebutan 'Mir'. Di adat istiadat batak, tidak boleh jika seorang pria bertemu dengan perempuan yang baru dikenal memanggil namanya.
"Sangat tidak logis perkataan itu dalam tata krama adat Batak, yang memanggil nama kepada seorang ibu yang baru kita kenal, apalagi menyebut 'kamu'. Sesuai adat yang benar, saya harus memanggil 'ito' atau 'inang'," tandasnya.
(mok/van)











































