Suka Jajan di Pinggir Jalan, Orang Indonesia Lebih Tahan E Coli

Suka Jajan di Pinggir Jalan, Orang Indonesia Lebih Tahan E Coli

- detikNews
Selasa, 14 Jun 2011 18:40 WIB
Jakarta - Wabah bakteri E Coli di Jerman bisa jadi disebabkan oleh strain bakteri patogen yang membahayakan kesehatan manusia, ditunjang daya tahan tubuh yang tidak siap. Untuk masalah daya tahan tubuh, orang Indonesia lebih siap lantaran kebiasaan jajan di pinggir jalan.

"Cobalah Anda lihat di pinggir jalan itu, apa bersih dari bakteri? Tapi orang Indonesia buktinya jajan di sembarang tempat saja sehat-sehat saja. Jadi saya rasa kesiapannya itu, masyarakat sendiri secara tidak langsung sudah siap menghadapi bakteri E Coli," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Endang R Sedyaningsih.

Hal itu disampaikan Menkes di sela-sela "ASEAN Dengue Conference" di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan yang sempat menjadi Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi Depkes ini juga mengatakan daya tahan tubuh orang Indonesia juga berubah, jika dia lama meninggalkan Indonesia.

"Coba lihat misalnya orang Indonesia yang sudah lama di luar negeri dan pulang ke Indonesia lalu jajan sembarangan, misalnya jajan bakso di pinggir jalan. Pasti dia juga ikut sakit perut karena tidak terbiasa," imbuhnya.

Menurut Menkes, bakteri E Coli banyak variannya, sebagian ada yang patogen dan nonpatogen. Nah yang patogen ini yang berbahaya bagi kesehatan manusia, namun belum ditemukan di Indonesia.

"Sejauh ini kita belum melakukan pemantauan dan pencegahan khusus terhadap penyebaran bakteri E Coli yang memakan korban di Eropa. Karena bakteri E Coli yang di Eropa itu berbeda dengan yang di Indonesia," kata Menkes.

Menkes menambahkan, pihak Jerman terakhir mengatakan dalam penelitian, mereka yang sering makan kecambah adalah orang yang sering terkena diare. Diduga ada hal-hal yang salah dengan kecambahnya. Menkes mengimbau agar masyarakat selalu menjaga kebersihan untuk menghindari E Coli.

"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya harap masyarakat selalu menjaga kebersihan sebelum mengkonsumsi makanan," jelasnya.

Dari sisi medis, selain menjaga kebersihan, wabah bakteri E Coli bisa ditangani dengan antibiotik.

"Kalau dari sisi medis, jenis bakteri E Coli yang ada di Indonesia ini masih bisa ditangani dengan menggunakan antibiotik. Jadi masyarakat saya harap tidak perlu terlalu khawatir terhadap ancaman bakteri E Coli ini," tutur perempuan berambut pendek ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO, bakteri E. coli tersebut juga telah menyebabkan sekitar 3.255 orang jatuh sakit di 14 negara Eropa plus Amerika Serikat dan Kanada.

Pemerintah Jerman telah menyimpulkan sayuran tauge yang ditanam secara lokal di Jerman utara merupakan sumber wabah bakteri E. coli tersebut. Masyarakat pun diingatkan untuk tidak memakan sayuran tersebut.


(nwk/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads