Commuter Line Meluncur 2 Juli Gantikan KRL Ekspres & KRL AC Ekonomi

Commuter Line Meluncur 2 Juli Gantikan KRL Ekspres & KRL AC Ekonomi

- detikNews
Jumat, 10 Jun 2011 20:46 WIB
Jakarta - Pada 2 Juli 2011 nanti, PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) akan meluncurkan produk baru Commuter Line. Dengan adanya Commuter Line ini, sekaligus meniadakan KRL Ekspres dan KRL AC Ekonomi. Menggunakan gerbong ber-AC, kereta ini akan berhenti di setiap stasiun.

Commuter Line ini merupakan salah satu penataan ulang pola operasi, di mana kereta ditargetkan akan menjadi tulang punggung transportasi pada tahun 2019. PT KCJ mengakui ada beberapa penyesuaian yang akan terjadi.

Apa saja penyesuaian itu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengelolaan antara kereta komuter AC dan ekonomi non-AC pun akan dipisah. PT KCJ akan menangani kereta komuter AC, sedangkan komuter non-AC yang masih mendapatkan Public Service Obligation (PSO) alias subsidi ditangani induk PT KCJ, yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Untuk awal kita mengubah pola operasi, semua KA berhenti di setiap stasiun agar distribusi pelayanan pada penumpang meningkat," ujar Corporate Secretary PT KCJ Makmur Syaheran ketika berbincang dengan detikcom, Jumat (10/6/2011).

Tak ada lagi susul menyusul jadwal kereta seperti antara KRL Ekspres, KRL AC Ekonomi dan KRL Ekonomi. Semua kereta akan memiliki waktu tempuh sama.

"Waktu tempuhnya sama. Pada dasarnya kami ini mestinya seperti melakukan single service, semua mendapat perlakuan sama, yang membedakan dalam gerbong saja. Seperti pesawat, antara Garuda dan Lion atau yang lain. Jakarta-Yogya waktunya sama, hanya servisnya yang membedakan dalam pesawat," papar Makmur.

Makmur mengakui dengan adanya pola baru ini waktu tempuh rata-rata bertambah sekitar 15-30 menit dibandingkan dengan KRL Ekspres. "Ini memang mengubah jam biologis penumpang. Kalau ngurus-satu-satu ya susah," jelas dia.

Produk baru ini juga akan mengenakan tarif baru yang flat, berhenti di stasiun yang jauh atau dekat, sama saja. Untuk jurusan Bogor - Jakarta, penumpang KRL commuter line harus mengeluarkan uang sebesar Rp 9.000. Sedangkan untuk KRL jurusan Manggarai - Serpong atau Bekasi - Jakarta, harga tiketnya adalah Rp 8.000.

"Tarif dibuat sesuai formula dan peraturan yang berlaku dan sudah diberitahukan ke pemerintah. Sedangkan untuk yang ekonomi, itu wewenang PT KA," jelas Makmur.

Tentu saja, PT KCJ berusaha untuk mengimbangi dari sisi pelayanan. Makmur juga mengatakan sudah menerima kritikan dan masukan dari berbagai komunitas pengguna KRL.

"Ada Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kemarin sudah ketemu dengan KRL mania, mereka meminta SPM yang ringan-ringan seperti lampu, pengumuman dan pengamanan. Pengamanan di KA kita sudah menambah, yang biasanya satu rangkaian maksimal 4 orang, sekarang minimal 8 orang," jelasnya.

Pengamanan di KA itu, imbuhnya, baru 60 persen kereta yang ditangani saat ini. Ke depan, di setiap stasiun juga akan dilengkapi 2 CCTV yang akan memonitor kepadatan penumpang.

Tentang jalur KA komuter, nantinya akan ada 2 bagian. Tepatnya pada akhir tahun 2011, akan diberlakukan pola circle line. Yaitu Jatinegara-Manggarai-Tanah Abang-Duri-Jakarta Kota-Senen.

Sedangkan untuk komuter luar kota, rutenya Bogor-Manggarai, Serpong-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Bekasi-Jatinegara.

"Sekarang ada 37 rute, nanti hanya 5 rute. Ini pada akhir tahun 2011. Sehingga tidak lagi terjadi crossing. Kalau sekarang semua kereta masuk Manggarai, ruwet," jelasnya.

Ke depan, PT KCJ juga akan menambah 200 gerbong 2 tahun ini. Sehingga, kereta yang baru, akan langsung masuk mengikuti pola operasi yang baru diterapkan pada 2 Juli itu.
Β 
Untuk itu Makmur meminta pengertian penumpang dengan adanya beberapa penyesuaian nanti pada 2 Juli 2011.

Apa yang dijelaskan Makmur itu juga sekaligus menjawab pembaca detikcom Gantyo Winarso mengenai perubahan jadwal KRL.

"Pertanyaannya, apakah PT KAI berpikir jauh tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh adanya kebijakan itu," jelas Gantyo yang bermukim di Cagar Alam, Depok ini.

Pertama, pintu otomatis terancam rusak, karena sering dibuka tutup. Kedua, kontrol petugas terhadap penumpang yang naik turun, akan sulit. Ketiga, pedagang asongan akan menyerbu masuk. Keempat, penumpang yang mayoritas karyawan akan terlambat masuk kerja, karena waktu tempuh menjadi molor.

Kelima, kereta menjadi penuh sesak, dan memberi peluang bagi penumpang nakal untuk naik tanpa tiket. Keenam, membuat kemacetan makin parah, karena sering ditutupnya palang pintu kereta. Ketujuh, pulang sampai rumah terlambat,karena waktu tiba molor. Kedelapan,komunikasi dan hubungan keluarga terganggu,karena hrs berangkat lebih pagi dan pulang lebih lambat.

"Inilah beberapa dampak negatif, yang perlu dicermati PT KAI," jelasnya.

Pernyataan Makmur juga menjawab komunitas KRL Mania Lintas Serpong yang tidak setuju rencana penerapan single tariff Rp 8.000 untuk lintas Serpong.

"KRL Ekspres lintas Serpong-Manggarai yang jaraknya sekitar 25 km, direncanakan akan tetap bertarif Rp. 8.000 (tidak mengalami penurunan). Kalau dibandingkan dengan lintas Bogor yang jaraknya sekitar 50 km dengan tarif Rp. 9.000 (dari sebelumnya Rp. 11.000), tampak jelas lintas Serpong terlalu mahal," jelas KRL Mania Lintas Serpong dalam rilis yang diterima hari ini.

(nwk/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads