Asisten Manajer Humas PT RAPP, Salomo Sitohang mengungkapkan hal itu kepada detikcom, Rabu (1/6/2011). Menurutnya pengerusakan dan kekerasan dilakukan oleh para demonstran di wilayah operasional PT RAPP tepatnya terjadi di Dusun Sei Hiu, Desa Tanjung Padang, Kecamatan Merbau, Kab Meranti, Riau.
Akibat aksi anarkis warga tersebut, 2 unit eksavator dan 2 barak rekanan kontraktor di areal PT RAPP dibakar. Di samping itu massa juga merusak aset-aset perusahaan di lokasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salomo menyebut, dalam peristiwa ini PT RAPP secara resmi telah melaporkan ke Polres Bengkalis untuk dapat segera dilakukan penyelidikan atas peristiwa yang telah mengakibatkan kerugian signifikan bagi perusahaan. Karyawan dan kontraktor serta masyarakat di sekitar lokasi perusahaan.
"PT RAPP menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan bertindak cepat agar masalah ini tidak terulang di masa yang akan datang," terang Salomo.
Salomo menyebut, kehadiran mereka di Kabupaten Meranti telah mendapatkan izin resmi dari Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. PT RAPP senantiasa berupaya untuk mentaati hukum dan peraturan yang berlaku serta berkomitmen untuk bekerjasama dengan semua pihak yang relevan termasuk pemerintah dan masyarakat setempat demi kelancaran operasional.
"Komitmen PT RAPP di Pulau Padang ditekankan pada pengelolaan hutan secara lestari dan bertanggung jawab dan program-program pemberdayaan masyarakat yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar dalam bentuk pembangunan sosial dan ekonomi. Saat ini PT RAPP terus berupaya melakukan dialog dengan berbagai pihak terkait dalam mencari solusi terbaik yang menguntungkan semua pihak," kata Salomo.
Aksi pembakaran dan pengrusakan ini, diperkirakan terjadi pada Selasa (31/5) sekitar pukul 00.00 WIB, atau tengah malam. Menurut tokoh masyarakat di Pulau Padang, H Rojali kepada detikcom, pada Senin (30/5) sekitar ratusan orang mengatasnamakan Serikat Petani Riau (STR) melakukan unjuk rasa di lokasi tersebut. Namun menjelang sore massa yang berdemontrasi membubarkan diri.
"Namun malamnya kita mendapat kabar ada aksi pembakaran yang dilakukan sekelompok orang. Kita juga sudah minta pihak kepolisian setempat untuk segera mengungkap tindakan anarkis dan meresahkan masyarakat itu," kata Rojali.
Dia menyebut, selama ini ada sebagian masyarakat kecil di Pulau Padang yang terprovokasi oleh kelompok STR yang terus menerus mengajak berdemo. Sebagian aksi demo selama ini banyak yang bukan masyarakat tempatan, melainkan masyarakat pendatang.
"Saya sudah ingatkan warga di sini agar tidak terpancing provokasi apapun. Sekarang tempat kami ini malah tidak aman lagi, karena adanya aksi anarkis yang main bakar dan merusak barak para pekerja. Kiranya pihak kepolisian segera menangkap para pelaku yang sudah membuat aksi anarkis tersebut," kata Rojali.
(cha/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini