Komentari Bambang Soesatyo, Yenni Wahid Mengaku Keturunan China

Komentari Bambang Soesatyo, Yenni Wahid Mengaku Keturunan China

- detikNews
Jumat, 20 Mei 2011 15:38 WIB
Jakarta - Putri mantan Presiden Gus Dur, Yenni Wahid, angkat bicara mengenai kritik berbau SARA yang dilontarkan kader Partai Golkar Bambang Soesatyo pada Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu. Menurutnya, para tokoh masyarakat harus lebih mengedepankan keindonesiaan.

"Tidak relevan lagi berbicara pribumi dan non-pribumi. Saya saja keturunan China, hehehehe. Soal Merpati di mana diduga ada keterlibatan Mari Pangestu, silakan lakukan investigasi," ujar Yenni dalam keterangan tertulis, Jumat (20/5/2011).

Sekadar diketahui, ayah Yenni, Gus Dur, semasa hidupnya sering berujar dirinya adalah keturunan Putri Campa yang lahir di Tionghoa yang menjadi selir Raja Majapahit Brawijaya V.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Yenni menambahkan, dia dan para tokoh masyarakat sudah seharusnya mengakhiri komentar-komentar yang bersifat SARA mengingat kondisi bangsa Indonesia yang saat ini kompleks permasalahannya. Justru seharusnya memperbanyak komentar-komentar positif yang menghargai dan memberikan citra positif bagi bangsa.

"Komentar rasis tidak mendidik masyarakat dan tidak relevan lagi untuk konteks Indonesia. Sudah saatnya kita mengedepankan keindonesiaan. Penempatan tokoh etnis tertentu dalam kabinet Indonesia, dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan di Indonesia yang realitasnya multietnis," jelasnya.

Anggota Komisi III DPR dari Golkar, Bambang Soesatyo, mengkritik pemerintahan SBY-Boediono. Sampai-sampai ia melepaskan pernyataan tidak mengenakkan untuk Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

"Beda dengan zaman Soeharto, maaf bukan mau membandingkan, tapi terlihat dari kualitas yang berbeda. Karena zaman Soeharto itu ada seleksi yang cukup ketat, bukan hanya basa-basi pemilihan menteri, dishooting bahwa dipanggil sama presiden, lalu terpilih, hanya show up tapi kualitasnya terlihat. Jangan heran kalau kebijakan Elka membeli pesawat MA 60 dari China itu lebih mengacu ke nenek moyangnya," kritiknya lagi.

Bambang Soesatyo tak mau meminta maaf terkait kritik yang berbau SARA kepada Mendag Mari Elka Pangestu. Bambang meminta Mari tak lagi mendahulukan kepentingan China.

"Saya kira nggak perlu minta maaf," ujar Bambang kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (20/5/2011).

"Demi bangsa ini, saya hanya minta dia lebih nasionalis. Agar kebijakan dan sepak terjangnya sebagai pejabat negara mendahulukan kepentingan nasional dan melindungi industri dalam negeri. Bukan asing, termasuk China," lanjutnya

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pun memberikan teguran kepada anggota Fraksi Partai Golkar di DPR, Bambang Soesatyo.

"Beliau slip of tongue saja, tidak sengaja tapi sudah ditegur Pak Ical," ujar Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pendidikan, Indra Bambang Utoyo di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (20/5/2011).

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads