'Pasang Badan' Layani Tante Girang Hingga Waria

Kisah Gigolo (1)

'Pasang Badan' Layani Tante Girang Hingga Waria

- detikNews
Senin, 16 Mei 2011 12:28 WIB
Jakarta - Bekerja sebagai pria panggilan tentu bukan pilihan utama ketika menginjakan kaki di ibukota. Roda nasib yang tak kunjung membaik membuat Mustofa (27) mencari jalan pintas menjadi seorang gigolo. Untuk menambah pundi-pundi uangnya, Mustofa pasang badan memuaskan birahi para tamunya.

Terjun ke dalam dunia hitam pada 2009 silam, Mustofa mendapat informasi pekerjaan disebuah panti pijat di kawasan Tamansari, Jakarta Barat, dari sebuah surat kabar. Tidak berpikir panjang pria asal Pemalang, Jawa Tengah ini langsung mendaftarkan diri. Dengan harapan mendapat penghasilan melimpah.

Petualangannya sebagai pria penjaja cinta dimulai ketika berkenalan dengan seorang germo di panti pijat tersebut. Tawaran melayani wanita-wanita kesepian mulai berdatangan. Merasa pendapatannya sebagai gigolo menggiurkan, Mustofa berhenti bekerja sebagai pemijat, pekerjaan yang baru dilakoninya selama 6 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benar saja dalam sehari Mustofa bisa 2 sampai 3 kali mendapat pesanan. Sekali kencan sang tamu harus merogoh kocek Rp 300 sampai Rp 400 ribu. Waktunya pun tidak lama, dengan bayaran segitu Mustofa hanya menemani sang tamu 1 jam. Jika puas dan minta tambah, Mustofa meminta bayaran lebih.

Order yang diterima biasanya didapat melalui perantara seorang germo. Siapapun sang pelanggan Mustofa tak kuasa untuk menolaknya. Dalam sekali kencan sang germo mendapat imbalan Rp 100 ribu. Mustofa kopi darat dengan sang pelanggang biasanya di sebuah hotel.

Umumnya mereka yang memakai jasa Mustofa adalah wanita berusia 45 tahun alias para tante girang yang berstatus istri orang. Kadang Mustofa juga mendapat pelanggan seorang wanita yang berusia muda. Bahkan waria pun pernah merasakan kejantanan Mustofa.

"Pernah 2 kali dapat tamu waria," ungkap Mustofa kepada detikcom, Senin (16/5/2011).

Mustofa yang seorang bapak beranak satu ini mengaku tidak dapat menikmati saat berhubungan seks dengan pelanggannya. Semua dia lakukan semata-mata untuk menghidupi orang tua dan anak istrinya.

"Demi uang semua saya lakukan," kata Mustofa yang sudah menjadi gigolo sejak 2 tahun lalu.

Ketika penghasilannya bertambah sebagai seorang gigolo, ternyata kehidupan rumah tangganya tidak berjalan lancar. Sang istri menggugatnya cerai. Sekitar 6 bulan lalu pria berbadan besar ini resmi menyandang status duda

Untuk mengobati kesepian dan hasrat seksualnya Mustofa mengaku kerap kali mendatangi tempat prostitusi di kawasan Kota, Jakarta Barat membayar para wanita penghibur. Suatu saat dia berencana ingin mencari lagi seorang pendamping hidup.

Kini Mustofa harus merasakan dinginnya lantai penjara karena tersangkut kasus pembiusan dan percobaan perampokan. Jika bebas kelak, Mustofa berencana meninggalkan kehidupan kelamnya dan kembali ke kampung halaman di Pemalang.

"Saya ingin jualan saja di kampung," tutupnya.

(did/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads