JK: Penumpang di Atap Cuma Ada di India & RI, Penertiban Mutlak

JK: Penumpang di Atap Cuma Ada di India & RI, Penertiban Mutlak

- detikNews
Minggu, 15 Mei 2011 14:31 WIB
Jakarta - Penumpang kereta yang berjejal sampai di atas atap kereta hanya ada 2 di dunia, India dan Indonesia. Perilaku penumpang yang mempertaruhkan nyawa ini harus ditertibkan.

"Penertiban itu perlu. Kan karena menyangkut jiwa masyarakat," ujar mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK).

Hal itu disampaikan JK usai perayaan ulang tahunnya yang ke-69 di rumahnya, Jalan Brawijaya Raya No 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (15/5/2011).

Tapi upaya pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), selain penertiban, juga harus menambah gerbong kereta. Karena masyarakat saat ini membutuhkan angkutan massal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau ditertibkan sebulan sekali juga percuma. Satu bulan baik, tapi berulang lagi. Jadi dua-duanya harus dijalankan (penambahan gerbong dan penertiban). Di dunia hanya ada dua (penumpang kereta di atas atap), Indonesia dan India," tuturnya.

JK juga memberikan solusi agar panjang gerbong tidak mengganggu moda transportasi darat lain, utamanya di lintasan kereta api. Yaitu, menambah jalur kereta kendati memerlukan biaya.

"Solusinya ya harus ditambah jalurnya. Seperti di atas, fly over, seperti yang ada di Gambir. Di bawah juga perlu. Ya itu memang ada ongkosnya. Ditambah baik atas dan bawah. Tapi harus disesuaikan ekonominya, ongkosnya harus dilihat. Masyarakat itu mau bayar, tapi ya harus lancar," jelasnya.

Bagaimana dengan penertiban dengan cat semprot di atas atap, apakah efektif?

"Saya tidak tahu. Tapi penertiban mutlak dilakukan. Mutlak jangan ada di atap karena keselamatan manusia. Tujuannya seperti itu," jawabnya.

(nwk/fay)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads