Dimas yang saat ini sekolah kelas I sebuah Sekolah Dasar di Bantul itu berhasil melarikan diri dibantu warga sekitar yang menjadi tetangga korban. Oleh warga, dia kemudian diserahkan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di Sleman Provinsi DI Yogyakarta. Saat ini Dimas tengah menjalani perawatan untuk pemulihan fisik dan trauma psikologis di sebuah tempat di bawah pengawasan LPA sejak akhir bulan April lalu.
"Tubuh anak tersebut masih banyak bekas luka. Bibir atas dan bawah pernah digunting oleh orangtuanya," kata Kepala Bagian Hukum LPA, Pranowo kepada wartawan, Kamis (5/5/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak ini masih takut untuk pulang ke rumah atau bertemu kedua orangtuanya. Takut dihajar. Dia merasa tenang dan senang bersama kami," kata Pranowo.
Menurut pengakuannya kata Pranowo, penyiksaan telah berlangsung lama. Kedua orangtuanya sering memukul tanpa alasan yang jelas. Bahkan anak tersebut juga pernah disuruh mengamen dijalan. "Korban adalah anak nomor dua dari dua bersaudara," katanya.
Berdasarkan penulusuran tim LPA, kedua orangtuanya tinggal di wilayah Bantul dengan mengontrak rumah. Kedua orangtuanya berasal dari sebuah kota di Jawa Tengah. Diduga kedua orangtuanya yang berinisial H (ayah) dan A (ibu) itu sengaja pindah ke Yogyakarta untuk menghindari orang yang hendak menagih hutang.
"Kami menduga persoalan di rumah korban karena masalah ekonomi, tapi anak yang kemudian jadi luapan emosi. Kami sampai saat ini juga belum ketemu orangtuanya karena rumah di Bantul juga kosong. Yang penting kondisi anak ini pulih dulu," katanya.
(bgs/lrn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini