"Ini hasil penelitian tim dari Jepang mulai tahun 2009, yang menunjukkan pada 2015 nanti khususnya Bali Selatan akan krisis air," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun pada acara pengukuhan anggota TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air) Wilayah Sungai Bali-Nusa Penida, di Hotel Inna Sindhu Beach, Sanur, Denpasar, Rabu (4/5/2011).
Daerah Bali Selatan yang bakal mengalami krisis air dalah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Krisis air disebabkan musim hujan yang tak menentu dan maraknya penggunaan air bawah tanah yang ilegal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi krisis air, menurut Pemayun, akan dilakukan dengan cara menyalurkan air dari Tukad (sungai) Unda di Kabupaten Klungkung, Bali Timur. Air sungai ini akan disalurkan ke daerah sekitar, di Kabupaten Karangasem dan Bali Selatan.
Pemayun mengatakan investor dari Korea berminat membuat proyek pengadaan air bersih dari tukad Unda. Saat ini, proyek itu masih tahap studi kelayakan yang diperkirakan selesai akhir Mei 2011.
Sementara proyek tersebut ditargetkan selesai dan beroperasi pada 2012. Penyaluran air ini diperkirakan mampu menyediakan kebutuhan air sampai 15 hingga 20 tahun ke depan. "Studi ini masih akan diuji dulu," kata Pemayun.
Sementara itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Suharto Sarwan meminta pengelolaan air dilakukan dengan baik di tengah makin sedikitnya persediaan air. "Sekarang ini hujan tidak bisa diprediksi. Perlu ada pengelolaan yang lebih baik, bagaimana air bisa ditampung dan ada konservasi di hulu dan hilir," sarannya.
Menurutnya ada lima tugas yang dilakukan untuk menjaga air, yaitu perbaikan mata air yang rusak, pendayagunaan, konservasi, melibatkan masyarakat untuk ikut menjaga, dan penyediaan sistem informasi kepada masyarakat.
(gds/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini