"Ini kan DPR nggak punya malu, dewan permalukan rakyat. Efektifitas studi banding yang nggak ada sama sekali tetap saja dilakukan," kritik peneliti Indonesian Corruption Watch, Emerson Yuntho.
Hal ini disampaikan Emerson menanggapi kepergian sejumlah rombongan anggota DPR ke luar negeri tanpa alasan yang jelas. Ia menyampaikan kritik tersebut melalui perbincangan dengan detikcom, Sabtu (30/4/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau jalan-jalan nggak kaya gini caranya, harusnya menggunakan uang sendiri jangan memakai uang negara," sarannya.
Ketua Komisi III DPR dari FPD, Benny K Harman, menyadari derasnya kritik rakyat menyoal agenda kunjungan kerja DPR ke luar negeri yang tidak jelas. Benny mengaku malu dan mendorong evaluasi menyeluruh kunjungan kerja DPR ke luar negeri.
"Rusak ini dewan kalau dibiarkan. Ini kan aneh-aneh. Memang saya setuju dengan kritikan, ini perlu dikoreksi menyeluruh," keluh Benny.
Benny mengakui banyak kunjungan kerja yang tidak membawa manfaat berarti. Karena itu, ia memilih mengunjungi konstituennya selama reses.
"Saya nggak pernah studi banding ke luar negeri. Saya di dapil saja, kemarin saya selama 10 hari di dapil. Saya sosialisasi UUD 1945 kemudian mengunjungi lembaga permasyarakatan dan hutan-hutan. Saya juga menyumbang 100 kilogram beras untuk korban bencana, ini jauh lebih bermanfaat," ujarnya memberi contoh.
(van/van)