Benak saya langsung teringat kisah sang Kaisar Terakhir Pu Yi yang masih kanak-kanak. Saya bisa membayangkan bagaimana seorang anak yang masih sangat kecil harus mengalami berbagai intrik politik di sekitarnya.
"Kaisar Pu Yi masih sangat kecil saat dinobatkan sebagai kaisar," kata Rose, pemandu wisata yang mengantar saya dan rombongan jalan-jalan di Forbidden City, Beijing, China, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenyataan itu berbanding terbalik saat Sang Kaisar tumbuh dewasa. Kekuasaan Pu Yi sebagai Kaisar Dinasti Qing digulingkan oleh pemerintah republik. Memang saat Pu Yi berkuasa, China sedang bergerak dari bentuk monarki ke republik.
"Saat suhu politik semakin memanas, Kaisar Pu Yi terpaksa harus keluar dari Istananya yang luar biasa megah untuk mencari perlindungan. Saat di pengungsian inilah, Pu Yi semakin sadar mengenai politik yang ternyata luar biasa kejam," kata Rose.
Semakin lama, nasib Fu Yi dan keluarganya semakin tidak pasti. Beberapa kali, keluarga kerajaan terancam terkena hukuman mati. Namun beruntung, sanak saudara dan pengikut Pu Yi masih setia dan melayani Sang Kaisar.
Namun situasi berubah drastis. Keluarga Pu Yi ditahan dan diperlakukan sama dengan semua tahanan Soviet. Pu Yi yang terbiasa hidup penuh pelayanan harus hidup mandiri dan melakukan semua hal sendiri. Tentu saja itu bukan hal mudah untuk seorang Pu Yi.
Namun Pu Yi justru bisa belajar banyak hal saat berada di dalam tahanan ini. Sang Kaisar bisa mengetahui mana kawan dan lawan sejati. Pu Yi juga bisa mengejar berbagai ketertinggalan akibat 'hidup penuh dilayani' selama ini.
"Pu Yi berada di tahanan sampai dia menerima rehabilitasi pada tahun 1959 dan diberikan hak sebagai warga sipil pada 20 November 1960 dan menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa," kata Rose.
Pu Yi meninggal dunia pada 17 Oktober 1967 setelah sebelumnya sempat menikah dengan seorang dokter bernama Shu-hsien pada May Day tahun 1962. Namun apa yang menyebabkan Sang Kaisar Terakhir itu meninggal tidak pernah diumumkan.
Hingga kini keluarga kerajaan yang keluar dari 'Forbidden City' tidak pernah diketahui rimbanya. Termasuk saudara laki-laki Pu Yi. Pu Yi tidak memiliki anak baik dari istri permaisuri maupun selirnya.
Sisa-sisa kejayaan kekaisaran China masih sangat terasa di bangunan yang menempati luas tanah sekitar 72 hektar ini. Wisatawan dijamin pegal-pegal setelah menyusuri bangunan seluas 150 ribu meter persegi itu.
Bagaimana tidak, di dalam kompleks yang dulunya pernah ditinggali oleh 24 kaisar dan keluarga dari Dinasti Ming dan Dinasti Qing itu terdapat 90 istana dan halaman. Belum lagi 980 gedung dan 8.704 kamar. Wow!
(ken/nrl)