Ulat ini ditemui di Kelurahan Mulyaagung, Kecamatan Banyuasin III, Banyuasin, Sumatera Selatan. Para petani karet pun terpaksa menggunakan sarung tangan saat menyadap karet agar tidak gatal-gatal.
"Ulat bulu ini mulai datang sejak dua pekan ini," kata Nanang, seorang warga Kelurahan Mulyaagung kepada wartawan, Selasa (19/4/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Β
Mendapatkan kabar soal serangan ulat bulu itu, sejumlah petugas Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banyuasin, melakukan penyemprotan ulat bulu dengan insektisida yang ada di areal kebun karet milik Nanang tersebut.
Selain menyemprot, para petugas itu mengambil contoh ulat bulu. "Ulat ini bukan hama karet tapi hama sayuran dan tanaman pangan," kata Suhandi, petugas dari Distanak Banyuasin.
Menurut dia ulat bulu ini hanya dapat dicegah dengan insektisida. Ulat bulu yang menyerang kebun Nanang bukan tipe ulat bulu yg ada di Pulau Jawa tapi ulat bulu lokal.
"Struktur tubuh ulat lokal ada perbedaan terutama pada bulu yang halus, sedangkan ulut bulu di Jawa bulunya agak kaku," katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Sumsel, Antoni Alam, kepada wartawan di Palembang, mengatakan ulat bulu yang menyerang perkebunan karet dan melinjo di Banyuasin, tidak akan menyerang tanaman pangan dan holtikultura.
Menurut dia, ribuan ulat bulu yang mewabah di Banyuasin sedang diatasi dengan menerjunkan petugas Pengamat Hama Penyakit Tanaman Pangan (PHP) yang di-backup dari Brigade Proteksi Tanaman, dengan mengirimkan alat dan obat-obatan anti hama.
"Sudah ada tim kita yang ke lokasi dan bersama warga melakukan pembasmian," katanya.
(tw/fay)