"Jangan terlalu banyak berdiplomasi. udahlah action saja. Kita juga udah capek di sini," ujar Sekjen Persatuan Pelaut Indonesia (PPI) Cabang Tanjung Priok, Ricky Salaka yang menirukan percakapan telepon Slamet dengan temannya, di Jakarta, Kamis (14/4/2011).
Percakapan Slamet itu dilakukan pada pukul 10.00 WIB pagi tadi dengan seorang temannya yang bernama Toto Sugianto. Dalam percakapan itu, lanjut Ricky, Slamet menceritakan bawa saat ini perompak terlihat kesal dengan tidak adanya titik terang terkait uang tebusan yang diminta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam percakapan itu juga, Slamet menceritakan bahwa di media telah dimunculkan negosiasi dengan pihak pemberontak. Nyatanya, lanjut Slamet, terkait harga tebusan untuk mereka masih belum jelas.
"Posisi terakhir mereka ada di anjungan kapal dan mereka tidur di sana," ucap Ricky.
Ricky melanjutkan, sebagian keluarga dari ABK sebenarnya menolak rencana aksi militer yang akan dilakukan pemerintah dengan alasan keamanan para ABK.
"Tadi dia minta jangan terlalu blow up pemberitaannya," terangnya.
Selain itu, Organisasi PPI meminta Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal MV Sinar Kudus untuk segera membayar permintaan para perompak untuk mengembalikan para ABK ke tanah air.
"Kita akan meminta pihak Samudera Indonesia untuk bertanggung jawab. Kalau sampai kita terlambat apa kata dunia, kok nggak bisa melindungi warga negara," jelasnya.
Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memerintahkan membebaskan para sandera dengan berbagai cara. Namun upaya pembebasan itu tidak dijelaskan secara gamblang kepada publik.
"Ada keperluan untuk tidak serta merta membuka kepada publik sampai saat yang tepat," katanya.
(fiq/gun)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini