Pembersihan dilakukan di batang dan lekuk-lekuk kulit pohon yang menjadi tempat bertelur hama tersebut.
"Kalau dibasmi dengan disemprot insektisida belum tentu efektif. Tidak semuanya akan mati. Malah binatang lain bisa ikut binasa," ujar Pakar hama dan penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Suputa, kepada wartawan di kantor Stana Parahita, Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Kamis (7/4/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suputa menjelaskan, ulat bulu jenis atemes ini bukan termasuk kupu-kupu tapi bangsa ngengat. Hewan ini saat bertelur meletakkannya pada celah kulit batang pohon mangga atau di bawah daun. Ulat bulu ini bersifat nocturnal yaitu aktif makan daun di malam hari.
"Saat saya ketemu petani mangga, mereka menyatakan suaranya seperti hujan. Karena saat makan ulat ini langsung buang kotoran. Karena jumlahnya ribuan, suaranya terdengar seperti hujan," tutur Suputa didampingi Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Prof Dr Susanto.
Suputa mengatakan, salah satu penyebab ulat bulu itu berkembang cepat karena tidak banyak predator seperti burung, hewan reptil bunglon di tempat tersebut.
Salah satu cara mengendalikan hama tersebut, lanjut Suputa yakni dengan cara sanitasi pohon yakni membersihkan lekuk batang atau kulit pohon mangga dengan cara memukul-mukul dengan sapu lidi. Tujuannya agar tempat bertelur ulat bulu itu mati atau rusak.
"Ini salah satu cara pengendalian untuk mencegah perkembangbiakan ulat bulu yang sangat cepat itu. Sekali produksi, ulat bulu betina bisa mencapai 70-300 butir. Ini juga tergantung oleh siklus cuaca, kalau cuaca mendukung pertumbuhannya akan cepat," jelas Suputa.
Suputa menuturkan, pada 17 Januari 2011 lalu, telur ulat bulu menetas. Pada 1 Maret larva menyerang. Hal itu terlihat dari habisnya daun pohon mangga manalagi.
Mulai pertengahan Maret, larva memasuki masa prapupa dan fase pupa (kepompong). Pada awal April ini, mulai muncul lagi Ngengat dari pupa yang dilanjutkan dengan masa peletakan telur.
"Setelah masa bertelur selama 5-6 hari, pada pertengahan bulan ini bisa jadi ulat akan menyerang lagi kalau tidak dikendalikan. Sangat mungkin akan berpindah ke daerah lain," ungkapnya.
(bgs/nik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini