Aksi digelar mulai dari Gedung Agung di Jl Ahmad Yani hingga halaman Museum Sonobudoyo Jl Pekapalan Alun-alun Utara Yogyakarta, Rabu (6/4/2011). Aksi sebagai bentuk protes dan keprihatinan Madya terhadap hilangnya sejumlah koleksi emas museum.
Dalam aksi itu, pendemo melakukan happening art yakni menutupi wajah dengan sebuah topeng. Mereka juga menyebarkan selebaran bergambar topeng koleksi Sonobudoyo yang hilang dicuri pada pertengahan tahun 2010 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marboen menilai, setelah lapor polisi, kasus pencurian koleksi museum tidak bisa selesai begitu saja. Pihak pengelola museum juga harus bertanggung jawab.
"Semua harus dipikirkan dengan matang. Bukan setelah ada pencurian kemudian lapor polisi dan selesai. Setelah kasus itu tidak ada penjelasan dari pengelola," kata Marboen.
Marboen menyatakan, ada beberapa kejanggalan yang ditemui di museum itu sendiri. Dia mencontohkan aspek keamanan seperti CCTV dan alarm yang tidak aktif sejak lama. Bahkan saat pencurian terjadi, CCTV tidak berfungsi.
"Siapa sebenarnya yang mengemban tanggung jawab di museum tampaknya malah diabaikan. Padahal masalah keamanan adalah prasyarat utama sebuah museum," tutur dia.
Menurut Marboen, manajemen koleksi dan sumberdaya manusia sangat penting dalam mengelola sebuah museum. Pihaknya juga mendesak kepada Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan untuk segera membentuk tim evaluasi.
"Hingga kini SK tentang pembentukan tim tersebut juga belum ada. Inilah yang menjadi keprihatinan kami," tutupnya.
Dalam aksi damai tersebut, pendemo juga tidak mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Aparat hanya berjaga-jaga saat pendemo menggelar aksi di halaman museum.
(bgs/nik)