Para TKW yang kabur dari rumah majikan atau biasa di sebut ‘kaburan’ segera melakukan permainan Gobak Sodor atau Galasin. Permainan khas Indonesia yang biasa di mainkan secara berkelompok.
Belasan TKW pun melakukan hom pim pa untuk menentukan kelompoknya. Setelah terbentuk dua kelompok, ketua kelompok kemudian mengundi untuk menentukan kelompok siapa yang bermain terlebih dahulu dan kelompok mana jadi penjaga Galasin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Biar nggak bosen mas, hiburan selama di sini,” ujar Wati, salah seorang TKW asal Cirebon, Jawa Barat kepada detikcom, di KJRI Dubai, Jl Al Mina, Hudaiba, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/4/2011).
Wati dan 72 TKW lainnya kabur dari rumah majikannya. Mereka saat ini ditampung di KJRI Dubai menunggu proses administrasi pemulangannya ke Tanah Air. Sebagian besar kaburan tersebut kabur dari rumah sang majikan karena tidak betah dengan majikan yang dianggapnya cerewet.
“Habisnya cerewet, apa-apa yang saya lakukan salah terus. Saya diomelin terus sama majikan perempuan, saya minta dipulangkan tidak di kasih, makanya saya kabur,” ujar perempuan yang sudah dua bulan berada di KJRI ini.
Gobak Sodor merupakan permainan khas tanah air, ciri pemainan ini adalah nilai kolektifnya yang sesuai dengan masyarakat Indonesia yang sangat kekeluargaan. Permainan ini hanya bisa dilakukan dengan dengan kelompok, dan hingga kini masih dimainkan oleh anak-anak di desa-desa di tanah air. Bandingkan permainan jaman sekarang yang justru di desain agar anak menjadi individualis.
KJRI sendiri memang memberikan kelonggaran untuk para TKW yang ditampung, selain membekali ketrampilan khusus seperti kursus bahasa Inggris, kejar Paket A, kerajinan tangan dan lainnya. Bila sore hari atau hari libur (Jumat dan Sabtu) para TKW dipersilakan bermain di halaman KJRI.
“Kadang tiga minggu sekali kita putarkan film Indonesia. Minggu lalu kita putarkan film Emak Ingin Pergi Haji’ setelah diputar ternyata mereka banyak yang nangis karena terharu. Kalau malam mereka juga bisa nonton sinetron Indonesia, kita memang berikan itu supaya mereka tidak bosan di sini,” ujar Konsuler Jenderal RI di Dubai, Masyur Pangeran.
Saat ini 73 TKW tersebut menempati kamar seadanya di salah satu ruangan di belakang KJRI. KJRI pun menganggap hal ini kurang layak, karena mereka harus berbagi tempat dengan teman-temannya.
Negara Uni Emirat Arab sendiri merupakan persatuan dari 7 Emirat dengan Ibukota Abu Dhabi. Bila ada TKW bermasalah di Abu Dhabi maka yang bersangkutan akan ditampung di Kedutaan Besar RI (KBRI) di Abu Dhabi, sedangkan dari E6 Emirat lainnya akan di tamping di KJRI Dubai.
“Tapi Insyaallah, rumah sebelah nantinya akan kita sewa juga untuk penampungan TKW kita. Karena KJRI Dubai banyak menampung TKW bermasalah dari 6 emirat di sini kecuali Abu Dhabi, kalau Abu Dhabi di sana ada penampungan bagus, di sini masih seadanya,” terang Mansyur.
(her/lrn)