Jembatan Bailey Tak Efektif di Kali Pabelan, Bina Marga Ganti Strategi

Jembatan Bailey Tak Efektif di Kali Pabelan, Bina Marga Ganti Strategi

- detikNews
Jumat, 01 Apr 2011 13:51 WIB
Magelang - Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah akan langsung membangun jembatan permanen untuk menggantikan Jembatan Prumpung yang hancur diterjang banjir lahar dingin. Jembatan bailey dari Kodam IV Diponegoro dinilai tidak akan efektif.

Untuk penggunaan jembatan bailey, ada biaya sewa sebesar Rp 700 juta pertahun. Oleh karena itu dipertimbangkan untuk langsung membangun jembatan permanen saja.

Rencananya, jembatan baru itu akan dibangun di atas lokasi jembatan lama. Sisa-sisa reruntuhan, termasuk bagian pilar jembatan sisi timur dan bentang sepanjang 18 meter mulai pagi ini dibongkar supaya tidak mengganggu proses pembangunan, Jumat (1/4/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bina Marga akan segera membangunnya kembali dalam waktu dekat. Tadi sudah kita lakukan pengukuran dan pagi ini sudah mulai dibongkar sisa jembatan yang ambrol di sisi barat," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Pelaksana Teknis (BPT) Dinas Bina Marga Provinsi Jateng, Budi Sudirman di Magelang, Jawa Tengahย 

Untuk pengukuran dan pembongkaran, Dinas Bina Marga menggandeng perusahaan konsultan Survey Investigating Topoghrapy (SIT). Dari pengukuran tersebut diketahui jika jembatan yang masih ada sudah ambles sekitar 21-30 cm dan mulai muncul keretakan.

Keretakan ditemukan di sejumlah titik seperti kaki jembatan di sisi timur dan barat, dan bagian tengah. Selain itu, pilar penyangga jembatan juga rusak dengan lebar 1,8 meter dan tinggi 4,8 meter. Jembatan ini sangat rawan karena keretakan semakin lebar.

Kondisi ini menjadikan Bina Marga untuk memilih membangun jembatan permanen daripada memasang jembatan bailey. Jembatan permanen dinilai lebih efisien ketimbang membangun jembatan beiley yang hanya bersifat darurat.

"Selain jembatan bailey hanya mampu dilalui kendaraan tonase kecil dengan beban maksimal empat ton. Padahal kendaraan yang melewati jalur utama Magelang-Yogyakarta rata-rata merupakan kendaraan berat seperti truk pasir, trailer dan mobil tangki. Berat mobil-mobil tersebut bisa mencapai puluhan ton," ungkap Budi Sudirman.

Budi Sudirman menambahkan jembatan baru ini akan dibangun dengan model rangka Trans Australia sepanjang 60 meter. Model ini seperti yang diterapkan di jembatan Krasak di perbatasan Jateng-DIY. Pengerjaan diperkirakan akan memakan waktu selama dua bulan hingga rampung.

"Jembatan dengan kerangka baja ini tidak akan menggunakan pilar di tengah untuk menghindari terjangan banjir lahar lagi," tutur Budi Sudirman.

Dari pantauan detikcom petugas Bina Marga Jateng sudah mendatangkan alat-alat berat untuk membongkar sisa jembatan yang ambrol. Ratusan orang masih berduyun-duyun mendatangi lokasi jembatan yang runtuh. Motor dan pejalan kaki yang masih dibolehkan menggunakan jembatan, hanya bisa berjalan lambat.

Ratusan warga yang memulai aktifitas pagi ini, baik ke sekolah maupun bekerja harus rela berjalan menyusuri jembatan. Mereka berpindah dari angkutan kota di sisi utara jembatan ke angkot yang sudah ngetem di sisi lain jembatan. Polisi tak bosan-bosan mengingatkan warga agar tidak diam di atas jembatan.

Untuk mengarahkan kendaraan, polisi memasang tanda larangan untuk kendaraan roda empat di pertigaan Palbapang, Keprekan. Semua mobil besar dengan tujuan Yogyakarta diarahkan lewat Purworejo, sedangkan mobil kecil melalui jalur kecil di kaki Pegunungan Menoreh yakni Borobudur-Wanurejo-Candirejo-Sambeng-Jagalan (Kalibawang). Solusi lainnya, kendaraan roda dua bisa melalui jalur alternatif yakni jembatan check dam Bojong Kojor. Jembatan yang berada di arah hulu Kali Pabelan sekitar 2 km ini bisa dilalui saat tidak ada banjir lahar.

(fay/fay)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads