Menjelang Pilpres, Dukun Temanggung Tapa Pendhem 7 Hari

Menjelang Pilpres, Dukun Temanggung Tapa Pendhem 7 Hari

- detikNews
Sabtu, 05 Jun 2004 17:00 WIB
Yogyakarta - Ketika wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) melanda, paranormal asal Manisrenggo Klaten Bambang Lelono (40) melakukan tapa pendhem selama tujuh untuk mencari obat penyakit itu.Menjelang pilpres ini, seorang paranormal asal Desa Watukumpul Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah melakukan hal serupa. Tujuannya, untuk berdoa memohon kepada Tuhan agar pemilihan presiden (pilpres) (5/7/2004) mendatang aman tanpa petaka.Aksi tapa pendhem tujuh hari tujuh malam yang dilakukan Sumarman (56) atau sering disebut Mbah Umar dilakukan di pemakaman Desa Selobendoro. Bapak enam anak warga Dusun Kenangkan, Desa Watukumpul itu melakukan tapa sejak Jumat Kliwon (28/5/2004) lalu dan berakhir pada hari Jumat Pahing (4/6/2004) pukul 15.30 WIB.Layaknya seorang yang sudah meninggal, menurut Imam Sahudi (18) anak Mbah Umar, bapaknya pada saat dimakamkan juga dikafani kain kafan. Dari rumahnya yang berjarak sekitar 400 meter dari kuburan itu, Mbah Umar juga diusung dengan keranda.Setibanya di makam, tubuhnya langsung dimasukkan ke dalam liang lahat ukuran 2X1 meter dengan kedalaman 1,5 meter yang telah disiapkan oleh anak-anaknya, kerabat dan tetangganya.Kuburan tempat menguburkan Mbah Umar itu juga dibuat seperti makam pada umumnya dengan gundukan tanah serta bunga mawar kembang setaman. "Setiap hari saya yang menjaga makam bapak bersama tetangga dan kerabat yang lain dan hampir setiap malam juga ada banyak orang yang mengunggui," kata Imam Sahudi kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (5/6/2004).Menurut Imam, pada saat bertapanya pada hari Jumat (4/6/2004) pukul 15.00 WIB, suasana di sekitar kompleks Makam Selo Bendero tampak ramai. Bahkan sejak pukul 14.00 WIB sudah banyak orang ingin tahu dan menyaksikan pembongkaran makam. Pembongkaran makam berlangsung sekitar 20 menit."Orang yang menyaksikan sampai berdesak-desakan di dekat liang kubur. Keenam anaknya yang menunggui di tepi makam ada yang langsung menangis. Mereka tak kuat menahan haru melihat ayahnya keluar dari tempat semedi dengan selamat," kata Sunaryo, tetangga Mbah Umar, membenarkan.Pada saat makam dibongkar, tubuh Sumarman atau Mbah Umar itu masih tampak segar, hanya raut mukanya tampak pucat karena tidak terkena sinar matahari selama tujuh hari. Ketika diangkat dari lubang kemudian dipapah menuju rumahnya, menurut Sunaryo, Mbah Umar berjalan gontai. Namun ketika hendak ditandu Mbah Umar tidak mau. Akhirnya dia hanya dipapah oleh beberapa orang saja.Satu TujuanKepada beberapa wartawan yang datang di rumahnya, Mbah Umar hanya mengatakan dirinya bersemedi hanya dengan satu tujuan, yaitu memohon pertolongan kepada Tuhan agar Bangsa Indonesia diberi keselamatan dalam melaksanakan Pemilu Presiden pada 5 Juli mendatang. "Saya hanya memohon agar banga ini diberi keselamatan dan pemilu mendatang aman," katanya dengan nada datar.Ketika ditanyakan mengenai pengalaman selama di dalam liang kubur dan siapa yang bakal jadi pemenang pada pilpres mendatang, Mbah Umar enggan mengungkapkan, namun hanya meminta pertolongan kepada Tuhan. "Mumpung kita semua masih punya waktu untuk berdoa ya berdoa saja. Soal siapa yang menang, saya tak berani mengatakan kepada sampeyan," katanya.Sampai saat ini di rumah Mbah Umar yang juga seorang dukun itu masih banyak tamu yang berdatangan dari Temanggung, Semarang, Kendal, Ambarawa, Magelang untuk sekadar bertamu dan ada pula yang meminta pertolongan untuk diobati dan minta tolong agar diberi kemudahan dalam mencari rezeki atau jodoh. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads