Hal ini dilakukan karena PT KAI akan melakukan perubahan pola operasi perjalanan kereta di Jabodetabek. Karena berhenti di setiap stasiun, maka KRL ekspres yang biasanya bisa menyalip kereta ekonomi, maka tidak akan bisa lagi mendahului kereta yang tarifnya lebih murah ini.
"Mulai April kita mengubah pola operasi yaitu tanpa penyusulan. Semua kereta berhenti di semua stasun," kata Corporate Secretary PT KAI Komuter Jabodetabek, Makmur Syaheran, kepada detikcom, Selasa (29/3/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sekarang orang yang mau naik kereta ekspres harus menuju ke stasiun tertentu dulu, nanti warga bisa langsung naik kereta ekspres di stasiun terdekat," imbuhnya.
Makmur menjelaskan, perubahan pola perjalanan kereta ini akan berdampak pada penambahan waktu perjalan kereta ekspres rata-rata 30 menit untuk wilayah Jabodetabek. "Kira-kira ada penambahan waktu 30 menit," katanya.
Makmur menambahkan, nantinya akan ada dua kereta yang melayani rute Jabodetabek yaitu kereta ekonomi yang dikelola oleh PT KAI dan kereta commuter line yang dikelola PT KAI Komuter Jabodetabek, selaku anak perusahaan PT KAI.
"Tipe keretanya hanya akan ada dua itu," katanya.
Makmur mengimbuhkan, PT KAI Komuter Jabodetabek masih menggodok masalah tarif kereta commuter line yang akan melayani kawasan Jabodetabek. Menurutnya kisaran tarif berada dalam rentang Rp 6.000 hingga Rp 7.000.
"Untuk rute yang jauh Rp 7.000 sedangkan untuk yang dekat Rp 6.000, tapi ini masih kita bahas," terangnya.
Menurutnya, perubahan pola operasi ini juga didorong oleh permintaan Presiden SBY agar PT KAI bisa mengatasi kemacetan yang ada di Jakarta. "Setiap hari kita baru bisa angkut 400 ribu orang, padahal targetnya 1,2 juta orang per hari. Untuk itu kita coba ubah pola operasi," jelas Makmur.
(nal/vit)