"Selain 14 TKW yang datang bersama rombongan terakhir, sebelumnya 2 orang TKW yang bekerja pada keluarga paman Kadhafi telah tiba di Tunis sejak beberapa hari yang lalu," kata salah satu staf Kedubes RI di Tunisia, M Yazid, melalui surat elektronik yang diterima detikcom, Rabu (23/3/2011).
Menurut Yazid, kedua TKW tersebut dijemput oleh staf KBRI Tunis di Ras Jedir pada Sabtu (19/3/2011), malam, pekan lalu. Ras Jedir adalah wilayah di Provinsi Ben Guardane, Tunisia, yang berbatasan langsung dengan Libya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah WNI eks-Libya yang telah dievakuasi melalui Tunisia sebanyak 533 orang, tidak termasuk staf KBRI Tripoli. Hingga tanggal 19 Maret yang lalu, KBRI Tunis telah memberangkatkan 517 orang WNI," tandasnya.
Yazid menambahkan, setelah diberlakukannya zona larangan terbang, arus pengungsi yang ingin meninggalkan Libya meningkat drastis di perbatasan darat Libya-Tunisia. Saat ini, terjadi penumpukan pengungsi yang mencapai ribuan orang dari berbagai negara.
Namun, menurut Sekretaris Satu KBRI Tunis, Boy Dharmawan, kata Yazid, proses evakuasi WNI yang dilakukan KBRI Tunis di perbatasan Ras Jedir berjalan relatif lancar, meski beberapa WNI dalam rombongan evakuasi tidak memiliki dokumen lengkap. Nasib kurang beruntung dialami oleh pengungsi negara lain yang kebanyakan terlantar.
"Militer Tunisia turut memperketat arus masuknya pengungsi, khususnya yang berasal dari negara yang bergolak karena khawatir implikasi dari membeludaknya pengungsi di Tunisia khususnya yang berasal dari negara-negara Afrika seperti Chad, Nigeria, Sudan, Somalia, Mesir, Maroko, dan negara Asia seperti Bangladesh, Pakistan dan India, yang hingga saat ini pemulangan mereka sangat lambat," katanya.
(irw/nrl)











































