"Bohong kalau katanya subsidi menggerogoti APBN. Faktanya, subsidi hanya Rp 100 triliun sementara membayar utang sampai Rp 300 triliun. Jadi yang benar mana yang menggerogoti APBN?" kata Husain, salah satu pendemo di depan Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jumat (18/3/2011).
Selain itu, HTI menilai pemerintah memanipulasi data untuk melegalkan pencabutan subsidi BBM. Pemerintah mengklaim BBM murah mendorong masyarakat boros mengkonsumsi BBM. Faktanya, kata pendemo, konsumsi BBM di Indonesia menempati urutan ke-116 jauh dibawah konsumsi negara Afrika seperti Botswana dan Namibia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksinya, pendemo membawa spanduk dan poster tuntutan yang bernada penolakan kenaikan harga BBM. Massa aksi juga terlihat kompak meneriakan yel-yel meski panas terik matahari menghajar area Istana Negara.
"Pembatasan subsidi sama dengan kenaikan harga BBM. Pembatasan subsidi sama dengan pesanan asing," tandas para pendemo seperti terbaca dalam berbagai posternya.
Hingga pukul 15.00 WIB, massa aksi masih terus memadati seberang Istana Negara. Mereka terus berorasi dan meneriakan yel-yel perjuangan. Puluhan polisi yang berjaga terlihat santai memantau jalannya demo. Arus lalu-lintas Medan Merdeka Utara masih terpantau lancar.
(Ari/rdf)