Bom Buku Hanya Kode, Akan Ada Bom Selanjutnya

Bom Buku Hanya Kode, Akan Ada Bom Selanjutnya

- detikNews
Rabu, 16 Mar 2011 16:35 WIB
Jakarta - Paket bom yang disimpan dalam buku yang dikirim ke sejumlah tokoh diduga akan kembali berulang. Bom itu hanyalah kode bagi kelompok lain agar melakukan hal yang sama. Selain menjadi kode, ancaman teror itu untuk menegaskan ke masyarakat bahwa gerakan mereka masih ada.

"Akan ada lagi bom yang sama tapi bukan berbentuk buku, casingnya mungkin
berubah," kata pengamat intelijen, Mardigu Wowiek Prasantyo usai Dialog Kenegaraan bertajuk 'Informasi Negara vs Informasi Publik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Pusat dan Negara' di gedung DPD RI, Senayan, Rabu (16/3/2011).

Mardigu yakin perakit bom merupakan orang lama yang hanya menggunakan modus yang berbeda. Sehingga mereka benar-benar terlatih dan profesional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlihat ini bukan kerjaan orang baru, karena untuk membuat bom itu perlu keahlian dan latihan yang lama dan sangat profesional. Saya mengajarkan orang sampai 10 kali untuk membuat bom itu, belum tentu bisa orang tersebut membuatnya," terang Mardigu.

Ia mengatakan, bom buku yang dikirimkan ke sejumlah target menggunakan pegas untuk mengaktifkannya. Sehingga meskipun telah disiram air, bom akan tetap meledak bila dibuka karena terdapat pegas di dalamnya.

Mardigu menambahkan, perakit sengaja menggunakan buku berjudul 'Mereka harus Dibunuh' agar menarik perhatian sehingga mengundang orang untuk membukanya. Sebelumnya, mantan anggota Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas menyebut bom di dalam buku itu dengan istilahnya booby trap dengan operasi asasinasi.

Bobby trap adalah perangkap yang dirancang untuk membunuh atau melukai orang secara serius. Karena bentuknya perangkap, maka dibutuhkan umpan yang dirancang untuk memancing korban agar mau mendekat. Lalu umpan yang digunakan dalam kasus ini adalah buku.

Berdasarkan Wikipedia, booby trap yang mematikan sering digunakan dalam perang, khususnya perang gerilya. Perangkap ini dirancang untuk menimbulkan luka atau sakit. Terkadang perangkap juga digunakan oleh penjahat yang ingin melindungi obat-obatan terlarang atau properti lainnya.

(feb/gun)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads