Jangan Merokok, Ini Hari Tanpa Tembakau se-Dunia
Senin, 31 Mei 2004 07:23 WIB
Jakarta - Para perokok sepertinya harus puasa hari ini. Tanggal 31 Mei merupakan Hari Tanpa Tembakau Dunia. Selain merusak kesehatan, rokok membuat ongkos kesehatan tinggi, dan negara menjadi miskin.Slogan rokok merusak kesehatan sudah sering didengungkan. Perhatikan saja setiap kemasan bungkus rokok. Selalu ada tulisan "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.".Tulisan peringatan itu juga menyertai setiap iklan rokok di televisi, radio, dan media cetak. Iklan rokok pun dilarang menayangkan visualisasi orang merokok dan rokok itu sendiri. Belum lagi sejumlah artikel kesehatan mengenai bahaya rokok.Tapi apa lacur, rokok terlanjur menjadi lambang gagah-gagahan, gaya, gaul, bahkan kejantanan, meski ada juga yang hanya untuk iseng. Efek racun rokok yang tidak langsung mematikan pemakai membuat banyak perokok masih santai-santai saja menikmati setiap hisapan rokok.Dalam situs World No Tobacco Day, www.wntd.org, tema Hari Tanpa Tembakau Dunia tahun 2004 ini adalah "Menghilang Bersama Asap, Rokok Merugikan Keluarga".Presiden Koalisi Hari Tanpa Rokok Dunia Jesse Brown seperti dilansir US Newswire, Senin (31/5/2004) menuturkan, rokok merupakan candu mahal yang menyedot sumber keuangan keluarga untuk biaya kesehatan nantinya."Kami akan terus mendorong kaum muda untuk tidak memulai merokok dan menyemangati perokok untuk berhenti. Sebanyak 90 persen perokok mulai merokok sebelum berusia 21 tahun," kata Brown.Hari Tanpa Tembakau Dunia diciptakan WHO pada tahun 1988 untuk diperingati setiap tahunnya pada 31 Mei.WHO memperingatkan negara-negara berkembang untuk bersikap keras melawan rokok. Peringatan ini dikeluarkan WHO setelah melakukan studi pada penggunaan rokok dan dirilis untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Dunia pada 31 Mei 2004. Tema tahun ini adalah "Tembakau dan Kemiskinan".Kali ini bukan masalah kesehatan yang menjadi sorotan utama. WHO menyebut rokok sebagai biang sebuah negara miskin kian melarat. Bandingkan dengan pendapat yang berkembang selama ini di Indonesia kalau rokok merupakan penyumbang pemasukan besar bagi negeri ini.Namun Burke Fishburn, ilmuwan WHO dan aktivis anti-merokok yang berbasis di Manila menyatakan, merokok justru menimbulkan ongkos kesehatan raksasa dan menurunkan produktivitas dan menyedot pemasukan negara yang didapat negara berkembang tersebut."Data terbaru misalnya Cina, mulai pertengahan 1990-an diperkirakan ongkos perawatan kesehatan langsung dan tak langsung akibat rokok membebani negara sekitar 6,5 miliar dolar AS setiap tahun," paparnya.Jadi, tidak ada salahnya puasa merokok hari ini demi Hari Tanpa Tembakau Dunia. Apalagi kalau bisa sampai berhenti. Selain menjadi sehat, ongkos kesehatan bisa ditekan, negeri ini pun terhindar dari kemelaratan.
(sss/)