"Yang di Banda Aceh juga hitam (air tsunaminya). Beberapa tempat lepas pantai Sendai (Jepang) juga hitam," kata ahli gempa dari ITB, Dr Hamzah Latif, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (14/3/2011). Sendai adalah salah satu kota di Miyagi yang paling dekat dengan pusat gempa.
Hamzah menduga air tsunami di Sendai berwarna hitam lantaran di masa lalu juga ada pencemaran di sekitar pantai yang kemudian mengendap di dasar laut. Endapan itu berwarna hitam, sehingga ketika tsunami terjadi dan mengaduk dasar laut, endapan itu pun naik ke permukaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau asalnya dari lumpur vulkanik maka biasanya tercium bau belerang. Karena itu akan melepuh jika terkena kulit. Di Banda Aceh juga ada vulcanic mud, sehingga saat tsunami waktu itu ada badan mayat yang melepuh, bengkak, hitam," jelas Hamzah.
Lumpur vulkanik biasanya merupakan semburan lumpur atau tanah liat yang bercampur air, diikuti gas metan. Lumpur ini kerap kali dikaitkan dengan zona gempa bumi. Lumpur semacam ini biasanya terdapat di daerah yang kaya hidrokarbon.
"Tidak semuanya airnya hitam. Seperti di Jepang itu kalau kita lihat di televisi ada yang airnya hitam dan ada yang agak terang (agak bening)," imbuh Hamzah.
Dia menambahkan, saat terjadi gempa muncul rekahan di tanah. Dari rekahan itu keluarlah sedimen. "Sendai itu dataran rendah, seperti rawa yang material pendukungnya pasir. Kalau digoyang warnanya hitam. Kalau volkano bawah laut, itu seperti lumpur Sidoarjo, saat gempa ada retakan lalu keluar lumpur dari rekahan tanah. Lumpur volkano seperti di Banda Aceh," tuturnya.
Tsunami Aceh terjadi setelah sebelumnya gempa berkekuatan 9,3 SR menghentak. Dalam peristiwa itu, lebih dari 120.000 orang tewas dan lebih dari 90.000 orang hilang.
Pada 11 Maret lalu, Jepang diguncang gempa berkekuatan 9. Gempa tersebut memicu tsunami yang menghantam Sendai dan sekitarnya. Lebih dari 1.600 orang tewas dan ribuan orang hilang.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini