Taman Lawang, Sejak Dulu Akrab dengan Waria

Jakarta - Entah bagaimana awalnya, Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat menjadi tempat yang begitu akrab dengan waria. Di kawasan itulah para waria mangkal sembari mencari pelanggan yang ingin menyalurkan hasrat seksualnya.

Taman lawang berada tidak jauh dari halte busway Latuharhari. Di malam hari, puluhan waria dengan dandanan layaknya perempuan 'mejeng' di sekitar taman. Banyak dari mereka yang mengenakan pakaian seksi, tanktop dengan belahan dada rendah dan rok mini serta sepatu berhak tinggi.

Tentu mereka tidak melulu menjajakan seks. Karena ada pula waria yang sengaja datang ke tempat itu untuk bertemu dengan rekan sesamanya.

Pada akhir 80-an dan awal 90-an daerah tersebut masih sepi. Sangat jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Kala itu kendaraan umum yang sudah melintas adalah Kopaja 66 jurusan Blok M-Manggarai. Banyak yang takut melintasi daerah itu, terutama perempuan.

Untuk mendapat layanan seks dari para waria penjaja seks di daerah ini, para pelanggan bisa mendapatkan dengan harga bervariasi. Konon dari Rp 10.000 hingga Rp 500.000 tergantung pada jenis layanannya.

'Eksekusi' seks yang diberikan para waria ini bisa dilakukan di mana saja. Ada yang memilih masuk ke dalam bilik yang berada di sepanjang rel kereta api yang tidak jauh dari taman tersebut, ada yang memilih tempat di balik pohon, rumah kosong, atau jika pelanggannya adalah orang berduit bisa membawa waria pilihannya check in ke hotel.

Para waria ini terkadang membawa senjata tajam seperti silet ataupun belati. Senjata ini sengaja mereka bawa untuk membela diri apabila mendapat kekerasan dari pelanggannya. Konon senjata ini juga akan dikeluarkan bila ada pelanggan yang tidak mau membayar jasa yang telah diberikan.

Untuk penertiban, tidak jarang kawasan tersebut menjadi target razia Satpol PP. Meski begitu, image Taman Lawang tidak pernah berubah, identik dengan waria penjaja seks. Karena daerah itu kini lebih ramai, banyak waria yang meilih tempat lain untuk nongkrong seperti di Pulomas, Jalan Benyamin Sueb Kemayoran, Blok M, Pulomas, Jalan Letjen Suprapto, kawasan Senen dan sekitar Stasiun Jatinegara.

Kawasan reman-remang itu menginspirasi sineas Tanah Air untuk membuat film dengan tajuk Hantu Taman Lawang. Si hantu dalam film tersebut adalah waria yang sebelumnya tewas dibunuh.

Kejadian berdarah di dunia nyata terjadi dini hari tadi di kawasan ini. Faisal Harahap alias Shakira tewas saat mangkal di Taman Lawang. Dia menjadi korban penembakan dua orang yang mengendarai sepeda motor. Dalam peristiwa itu, dua orang rekan Shakira yakni Agus alias Venus dan Tantan mengalami luka-luka.

Pristiwa bermula ketika dua pria masing-masing mengendarai sepeda motor Honda Kharisma hitam dan Yamaha Mio yang datang ke Taman Lawang. Seorang saksi menjelaskan, keduanya langsung berbincang-bincang dengan waria.

Tidak diketahui, apa yang menjadi bahan obrolan. Tiba-tiba salah satu pria itu mengeluarkan kata-kata kasar kepada seorang waria dan langsung menembaknya. Kini polisi masih mengejar pelaku penembakan dan menyelidiki jenis senjata yang digunakan oleh pelaku. Bahkan polisi kini menduga, pelaku lebih dari dua orang.

(Berbagai sumber)

(vit/fay)