Ayam yang dimusnahkan atau depopulasi adalah milik warga Desa Sukaratu dan Desa Sukamukti, Kecamatan Banyuresmi, Garut. Warga bersedia unggasnya dimusnahkan.
"Hari ini kita melaksanakan depopulasi sekitar 1.000 ekor ayam dari dua desa," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Kabupaten Garut, Dida Kardiana, Rabu (9/3/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ini sudah cukup mengkhawatirkan, karena kematian ayam terus berlangsung," ungkap Dida.
Dida menambahkan pihaknya tidak mentolerir warga yang masih mempertahankan unggasnya di 6 desa tersebut mengingat kematian ayam sudah dinyatakan wabah. "Jika dibiarkan, khawatir akan merembet ke desa lainnya," ucapnya.
Untuk penggantian, Pemkab Garut membagi 3 kategori ayam. Ayam dewasa diganti Rp 50 ribu, ayam sedang Rp 30 ribu dan anak ayam diganti Rp 6 ribu per ekor.
"Bagi warga yang menyerahkan ayamnya langsung kita bayar," pungkas Dida.Β
Seluruh ayam disembelih terlebih dahulu oleh petugas yang mempergunakan pakaian khusus, selanjutnya ayam dimasukan ke dalam lubang seluas 2 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Setelah dibakar, ayam kemudian akan dikubur.
Kepala Desa Sukaratu, Udin Hasanudin berharap dengan pemusnahan ini, wabah flu burung dapat ditekan. Warga pun bisa belajar dari pengalaman.
Sementara itu, petugas Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut dan Kecamatan Banyuresmi yang dikawal oleh puluhan anggota Polsek Banyuresmi dan Koramil Banyuresmi menyisir ke rumah warga untuk mencari ayam atau unggas yang masih tersisa.
"Agar petugas lebih tenang mengumpulkan unggas, anggota Polri dan TNI ikut serta, sambil menyampaikan sosialisasi terkait bahaya flu burung," ungkap Kapolsek Banyuresmi, Kompol Kusna Jeprija.
(fay/vit)











































