Aksi hari ini, Selasa (1/3/2011) digelar di depan pintu gerbang Gedung Agung di Jl Ahmad Yani Yogyakarta. Aksi dimulai sekitar pukul 13.30 WIB dengan berbagai atraksi kesenian tradisional dari warga Gunungkidul dan Sleman.
Para peserta yang datang berasal dari Kabupaten Bantul, Sleman, Gunungkidul dan Kulonprogo. Mereka sebagian besar mengenakan pakaian adat Jawa yakni surjan dan kebaya. Mereka juga mengenakan kalung janur kuning sebagai simbol peringatan saat peristiwa SO 1 Maret 1949 yang diprakarsai (alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menggambarkan peristiswa SO 1 Maret 1949, para peserta yang memerankan sebagai rakyat yang membawa bambu runcing yang terpasang bendera merah putih. Mereka berhasil mengusir Belanda dan kemudian merobek warna biru pada bendera tersebut sehingga menjadi merah putih lambang bendera Indonesia.
"Ini sebagai aksi budaya kita saat memperingati Serangan Umum 1 Maret. Kita sebagai warga Yogya juga ingin menegaskan kembali bahwa kami mendukung penetapan dan menolak pemilihan," kata Ketua Presidium Gerakan Rakyat Mataram Binangun, Rustam Fatoni kepada wartawa di sela-sela aksi.
Rustam mengatakan penyobekan bendera Belanda di bagian warna biru itu menyiratkan ungkapan protes warga Yogyakarta terhadap pihak yang mendukung pemilihan, bukan penetapan gubernur. "Aksi ini adalah ungkapan kami, masyarakat yang pro penetapan," katanya.
(bgs/fay)