Peringati Serangan 1 Maret, Warga Yogya Desak Pemerintah Cabut Draf RUUK

Peringati Serangan 1 Maret, Warga Yogya Desak Pemerintah Cabut Draf RUUK

- detikNews
Selasa, 01 Mar 2011 16:34 WIB
Yogyakarta - Ratusan warga Yogyakarta yang tergabung Gerakan Rakyat Mataram Binangun menggelar aksi peringatan Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Mereka menuntut kepada pemerintahan SBY-Boediono untuk menarik kembali draf Rancangan Undang Undang (RUU) Keistimewaan Yogyakarta yang diserahkan kepada DPR.

Aksi hari ini, Selasa (1/3/2011) digelar di depan pintu gerbang Gedung Agung di Jl Ahmad Yani Yogyakarta. Aksi dimulai sekitar pukul 13.30 WIB dengan berbagai atraksi kesenian tradisional dari warga Gunungkidul dan Sleman.

Para peserta yang datang berasal dari Kabupaten Bantul, Sleman, Gunungkidul dan Kulonprogo. Mereka sebagian besar mengenakan pakaian adat Jawa yakni surjan dan kebaya. Mereka juga mengenakan kalung janur kuning sebagai simbol peringatan saat peristiwa SO 1 Maret 1949 yang diprakarsai (alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sempat diguyur hujan, hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta. Aksi dimulai dengan drama teatrikal datangnya tentara Belanda dari arah timur Benteng Vrederburg. Warga yang memerankan sebagai prajurit Belanda membawa bendera Belanda, merah putih biru. Bendara tersebut dikibarkan di sebuah tiang yang dipasang di depan pagar gedung Agung.

Untuk menggambarkan peristiswa SO 1 Maret 1949, para peserta yang memerankan sebagai rakyat yang membawa bambu runcing yang terpasang bendera merah putih. Mereka berhasil mengusir Belanda dan kemudian merobek warna biru pada bendera tersebut sehingga menjadi merah putih lambang bendera Indonesia.

"Ini sebagai aksi budaya kita saat memperingati Serangan Umum 1 Maret. Kita sebagai warga Yogya juga ingin menegaskan kembali bahwa kami mendukung penetapan dan menolak pemilihan," kata Ketua Presidium Gerakan Rakyat Mataram Binangun, Rustam Fatoni kepada wartawa di sela-sela aksi.

Rustam mengatakan penyobekan bendera Belanda di bagian warna biru itu menyiratkan ungkapan protes warga Yogyakarta terhadap pihak yang mendukung pemilihan, bukan penetapan gubernur. "Aksi ini adalah ungkapan kami, masyarakat yang pro penetapan," katanya.

(bgs/fay)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads