Dua kecamatan yang diterjang banjir adalah Kecamatan Ngombol dan Kecamatan Purwodadi. Satu kecamatan yang diterjang longsor adalah Kecamatan Bagelen.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir dan longsor itu. Namun puluhan rumah terendam banjir dan ratusan jiwa penduduk harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemandangan yang sama juga terjadi di Desa Karangsari, Desa Sidoharjo, dan Desa Guyangan yang berada di Kecamatan Purwodadi. Selain menggenangi jalan dan pemukiman, air juga merendam puluhan hektar sawah sehingga padi yang siap panen di kedua kecamatan itu terancam gagal panen terlebih sampai saat ini air yang membanjir sawah tak juga surut.
Banjir mulai datang Sabtu (26/2) dini hari saat ratusan warga masih terlelap dalam tidurnya. Ketinggian air bahkan mencapai lutut orang dewasa. Warga sempat panik dan mengevakuasi barang-barang ke tempat yang diyakini aman. Untari (33) warga Desa Susuk, Kecamatan Ngombol kepada detikcom Senin (28/2/2011) menyatakan banjir telah rutin terjadi jika hujan turun dalam intensitas lama.
"Kami sudah menjadi langganan banjir jika hujannya deras dan lama, rumah kami dipastikan terendam," kata Untari.
Selain banjir, sebanyak tiga desa di Kecamatan Bagelen diterjang tanah longsor. Tiga desa itu adalah Desa Hargorojo, Desa Sokoagung, dan Desa Somorejo. Tidak ada korban jiwa dalam musibah longsor ini.
Longsor di Desa Hargorojo, menerjang rumah milik Kasman (50), warga Sikuning, RT 02/RW 02, Desa Hargorojo. Tercatat satu rumah induk dan dapur dalam kondisi rusak berat, bahkan bergeser sejauh 30 cm akibat terdesak material tanah longsor.
"Saat kejadian saya sudah tidur sekitar pukul 21.30 WIB. Tiba-tiba ada suara gemuruh dan ada air masuk rumah. Ternyata rumah diterjang longsor," tutur Kasman kepada detikcom.
Kades Hargorojo, Haryanti menjelaskan, Dusun Sikuning merupakan dusun yang dihuni sekitar 110 KK dan termasuk wilayah rawan longsor karena lokasinya dekat dengan tebing dan bukit.
"Beberapa ruas jalan desa juga menjadi langganan longsor, selain mengancam bahu jalan, beberapa akses jalan juga tertutup material tanah dan menyulitkan warga yang bepergian," ungkap Haryanti.
Beberapa akses jalan yang longsor di Dusun Sikuning yakni di RT 01/RW 02, tebing setinggi 15 meter dan panjang 15 meter longsor dan menutup akses jalan menuju Curug. Di Dusun Ngargo RT 01/RW 03 dua titik jalan tertimbun longsor.
Selebihnya, di Dusun Ngargo, Desa Hargorojo RT 01/RW 04, tebing sepanjang 15 meter dengan lebar 4 meter longsor menutup jalan. Juga di RT 01/RW 04 dusun yang sama, tebing sepanjang 3 meter dengan lebar yang sama juga longsor menutup jalan.
Sementara, di Desa Sukoagung, Kecamatan Bagelen, tanah longsor menerjang rumah ukuran 5x2 meter milik Sutrisno Suwito (55) warga RT 04/RW 01, Solikin (60), warga RT 04/RW 03, rumah ukuran 6x9 meter milik dan rumah ukuran 6x9 meter milik Purwito (48). Bersebelahan dengan Desa Hargorojo, tepatnya di Desa Somorejo, sejumlah ruas jalan desa dan sebuah bangunan bengkel pande besi juga diterjang longsor.
"Katanya bantuan baru diajukan ke bupati," seloroh Haryanti.
Fasilitas umum seperti, kantor balai desa, kantor kecamatan, sekolahan dan lainnya juga ikut terendam. Sampai saat ini bantuan belum juga diberikan oleh pemerintah setempat. Padahal banjir yang menerjang Purworejo tidak hanya sekali ini.
(fay/fay)