Sanksi tersebut merupakan keputusan bulat 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang dituangkan dalam resolusi seperti dilansir dari Reuters, Minggu (27/2/2011).
"Mereka yang membantai penduduk sipil akan bertanggung jawab secara pribadi," ujar Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice usai pemungutan suara untuk penjatuhan sanksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Wakil Duta Besar Libya untuk PBB Libya, Ibrahim Dabbashi, salah satu diplomat Libya pertama yang membelot pada Khadafi mengatakan, langkah DK PBB ini akan memberikan 'dukungan moral bagi rakyat yang melawan'.
"Itu akan membantu mengakhiri rezim fasis yang masih ada di Tripoli," ujar Dabbashi.
Duta Besar Inggris untuk PBB yang juga Presiden DK PBB Mark Lyall Grant mengatakan bahwa sanksi tersebut adalah 'sebuah ekspresi yang kuat dari keprihatinan yang mendalam, kemarahan dari masyarakat internasional'.
Namun belum jelas benar, apakah China, salah 1 dari 5 anggota DK PBB yang memegang hak veto, akan bergabung dengan sebagian besar resolusi yang disetujui oleh semua anggota DK PBB itu atau akan memveto. Delegasi China telah menunggu instruksi dari Beijing tentang hal itu.
Mahkamah Internasional Menanti
DK PBB juga membuat ancang-ancang untuk menyeret Khadafi ke Mahkamah Kejahatan Internasional atas kejahatan perang yang dilakukan Khadafi. PBB memperkirakan sekitar 1.000 orang tewas sejak aksi demonstrasi di Libya pekan lalu, menuntut Khadafi turun.
"Pesan yang dikirimkan sangat kuat, bahwa kekerasan kepada hak asasi manusia dasar tidak akan ditoleransi dan untuk itu harus bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan berat yang dilakukan. Saya harap pesan ini didengar dan diperhatikan rezim di Libya," ujar Sekjen PBB Ban Ki-moon seperti dilansir CNN.
5 Anggota tetap DK PBB adalah China, Prancis, Rusia, dan AS. Sedangkan 10 anggota tidak tetap DK PBB adalah Bosnia, Brasil, Kolombia, Gabon, Jerman, India, Libanon, Nigeria, Portugis, dan Afrika Selatan.
(nwk/nrl)