Susno: Mana Mungkin Saya Tepuk Air di Dulang, Memercik ke Muka Sendiri

Susno: Mana Mungkin Saya Tepuk Air di Dulang, Memercik ke Muka Sendiri

- detikNews
Kamis, 24 Feb 2011 18:30 WIB
Jakarta - Komisaris Jenderal Susno Duadji menepis semua tuduhan jaksa yang menyebut dirinya menerima suap Rp 500 juta dari Sjahril Djohan. Menurut Susno, amatlah mustahil bila dia menerima uang dari kasus yang dia bongkar sendiri.

"Tuduhan ini sangat menyakitkan dan mencederai rasa keadilan. Karena saya adalah yang mengungkap mafia hukum dalam perkara ini. Mana mungkin saya mau menepuk air di dulang yang akan memercik ke muka saya sendiri," kata Susno saat membaca pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Susno menyatakan, kasus suap dalam perkara ikan arwana yang dituduhkan Sjahril Djohan merupakan bagian dari jaringan mafia hukum. Saat itu, Susno hendak membongkar jejaring tersebut. Namun belum selesai, Susno keburu digulung oleh jaringan mafia yang sangat kuat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan tanpa mempedulikan risiko, saya lakukan upaya membongkar jaringan mafia hukum di Polri. Ternyata kekuatan mafia hukum cukup besar, jaringannya menggurita ke segala penjuru sehingga saya dijerat dengan perkara yang direkayasa dan dipaksakan," imbuh Susno yang mengenakan seragam lengkap dan menyandang bintang tiga di pundak ini.

Sebelumnya, Susno dituntut jaksa hukuman 7 tahun bui. Sebab, Susno dianggap menerima uang pelicin dari Sjahril Djohan sebanyak Rp 500 juta dalam kasus PT Salmah Arowana Lestari. Susno juga dituntut mengembalikan uang hasil korupsi pengamanan Pilkada Jabar sebesar Rp 8,6 miliar.

Susno membaca pledoi 50 halamannya dengan berdiri tegap menghadap hakim. Dia menggunakan seragam jenderal lengkap dengan 3 bintang di pundak. Hingga pukul 17.00 WIB, sidang terus berlangsung untuk mendengar pledoi dari tim pengacara setebal 500 halaman. (Ari/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads