Selain itu, orangtuanya yang hanya bekerja sebagai petani, tidak mampu membiayai pengobatan Agus. Kakak Agus, Fajar, mengatakan, gejala autis adiknya ini terlihat sejak berumur 3 tahun. Padahal sebelumnya, kata dia, Agus bertingkah normal seperti anak biasanya.
“Setelah 3 tahun dia jadi aneh seperti suka ngomong sendiri dan kasar sama orang. Kalau dia main keluar rumah sering menghilang, tidak kembali ke rumah,” ungkapnya, Selasa (22/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Karena ayah meninggal, ibu jadi kepikiran dan sedih, jadi setres. Itu mungkin juga berpengaruh pada otak Agus,” terangnya.
Akibat keterbatasan ekonomi, pihak keluarga tidak mampu membiayai pengobatan Agus, sehingga tidak ada pilihan selain memasungnya di samping rumah. Kaki kiri Agus diikat di rantai besi yang telah disemen.
“Yah takutnya dia melukai orang atau menghilang, jadi terpaksa dipasung,” papar Fajar.
Fajar mengaku hingga kini pihak pemerintah setempat belum memberikan bantuan apapun. Ia berhadap pemerintah mengobati adiknya hingga bias bias kembali normal. “Belum pernah ada bantuan, saya pinginnya Agus diobati,” ujarnya.
(lrn/lrn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini