Jalur Casablanca-Satrio yang Selalu Macet

Jalur Casablanca-Satrio yang Selalu Macet

- detikNews
Selasa, 22 Feb 2011 17:19 WIB
Jakarta - Jalan utama yang menghubungkan Kampung Melayu-Tanah Abang, yakni Casablanca dan Satrio, seperti tidak pernah lepas dari kemacetan. Sebelumnya, kepadatan di jalan tersebut ditandai oleh pusat perbelanjaan, perkantoran dan kendaraan umum yang ngetem sembarangan.

Kali ini, kemacetan makin dipicu oleh proyek pembangunan jalan layang yang akan membelah jalan super sibuk tersebut. "Dulu saya hanya butuh 40 menit. Sekarang sejam lebih," keluh Jamaludin, seorang karyawan asuransi kepada detikcom, Selasa (22/2/2011).

Sehari-hari, Jamal berangkat dari kawasan Kampung Melayu menu kantornya di daerah Cideng. Per minggu, dia biasa menghabiskan uang Rp 300.000 untuk BBM. Dengan waktu tempuh makin lama, pengeluarannya makin boros.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa nambah Rp 100-150.000," timpal pengendara roda empat ini.

Pembangunan jalan layang yang diperkirakan selesai tahun depan ini menghabiskan 2 lajur sendiri. Belum lagi galian telepon atau air PDAM yang makin membuat jalur tersebut terlihat semrawut.

"Omset penjualan saya turun separuh. Pada males mau mampir," sesal Muzakir, seorang pemilik rumah makan Nasi Padang di kawasan itu.

"Kalau bisa itu dibuat dulu jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan mall Ambasador. Biar nggak makin semrawut," ucapnya.

Menurut Juru Bicara Wakil Presiden, Yopi Hidayat, akhir tahun lalu, kerugian total akibat kemacetan Jakarta mencapai Rp 12,8 triliun pertahun. Casablanca-Satrio merupakan salah satu penyumbang kerugian tersebut.

"Proyek jalan layang hanya mengurangi sedikit (kemacetan), bahkan menambah kemacetan baru di exit dan pintu masuknya," kata pengamat tata kota UI, Marco Kusumaatmadja memprediksi efektifitas fly over tersebut.

Sebetulnya, ruas Casablanca-Satrio sempat digadang-gadang Pemprov DKI sebagai 'Orchard'-nya Jakarta. Orchard merupakan kawasan perbelanjaan, hotel dan wisata yang terintegrasi di Singapura. Jalur tersebut dihubungkan lewat sistem transportasi yang mapan dan sistematis dengan kawasan bisnis ditempat lain.

"Saya pernah denger itu. Mungkin wacana saja kali. Orang berandai-andai kan boleh saja," komentar Jamal terdengar datar.

(Ari/irw)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads