Batik Bersih, Batik yang Ramah Lingkungan

Batik Bersih, Batik yang Ramah Lingkungan

- detikNews
Selasa, 22 Feb 2011 14:57 WIB
Jakarta - Batik merupakan salah satu kain tradisional yang menjadi kebanggaan Indonesia. Kini tengah dikembangkan batik bersih. Batik ini merupakan batik yang ramah lingkungan.

Batik kerap dianggap kurang ramah lingkungan lantaran dibuat dengan menggunakan air, lilin, pewarna kimia maupun pemutih yang berlebihan. Akibatnya limbah pembuatan batik berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan.

"Kami akan ke Yogyakarta untuk mengunjungi proyek batik yang menjadi program dari EU SWITCH Asia Program," kata Ketua Delegasi Eropa untuk Hubungan Negara-negara Asia Tenggara dan ASEAN, Dr Werner Langen, saat ditemui di Hotel Borobudur, Jl Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (22/2/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air limbah yang dihasilkan produksi batik, umumnya merupakan karsinogenik. Karsinogenik adalah sifat mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru yang bisa menimbulkan kanker. Nah, air limbah ini sering kali dibuang langsung ke sungai tanpa disaring lebih dahulu oleh pabrik batik.

Karenanya, penduduk yang tinggal di tepi sungai dan tidak bisa mengkonsumsi air sumur, berpotensi mengalami sakit kulit. Selain itu, ada pula warga yang melaporkan ternak mati dan gagal panen akibat mengkonsumsi air sungai tersebut.

Selain itu, ketergantungan industri batik pada bahan bakar mintak tanah dan konsumsi listrik membuat industri batik turut berperan akan terjadinya emisi gas rumah kaca. Industri ini ditengarai memiliki emisi Co2 tahunan tertinggi di antara sub sektor UKM yang lainnya.

Jika pabrik batik menggunakan air berlebihan, maka hal ini bisa membuat kelangkaan air saat musim kemarau. Untuk mendapatkan air, kerap kali sumur digali di beberapa lokasi sehingga biaya produksi menjadi meningkat. Jika pabrik batik menggunakan sungai terdekat untuk mencuci produk batiknya, maka yang terjadi kualitas produk batik akan turun dan sungai tercemar.

Untuk itu, perlu solusi sederhana untuk menghadapi masalah tersebut yakni dengan mengenalkan alternatif yang murah dan ramah lingkungan untuk mengubah metode tradisional itu. Dalam memprakarsai proyek batik bersih ini, UE memberikan kontribusi 80 persen dari total biaya atau sekitar 1,8 juta Euro.

600 Usaha kecil dan menengah (UKM) serta pemangku kepentingan di enam provinsi di Indonesia didukung oleh program EU SWITCH. Periode pelaksanaannya muali Februari 2010 hingga Januari 2014.

Tujuan utama proyek ini adalah mengembangkan produksi yang berkesinambungan dengan mengsosialisasikan cara produksi batik yang bersih kepada UKM batik. Tujuan lainnya adalah untuk membangun konsumsi yang berkesinambungan dengan menciptakan konsumen sadar lingkungan. Selain itu, untuk menciptakan dialog kebijakan guna menciptakan kebijakan lingkangan yang mendukung produksi berkesinambungan.

Untuk diketahui, batik telah memberi kontribusi pada perekonomian Indonesia. Data dari Kementerian Perindustrian sebagaimana dikutip UE, UKM batik telah menghasilkan total produksi senilai US$ 2,4 miliar di tahun 2007.

(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads