Taman Victoria ini terletak di Causeway Bay, sebelah utara Hong Kong yang berbatasan dengan kawasan Wan Chai.
Seorang TKW yang bekerja di Hong Kong, Inge Jameela menuturkan, taman tersebut selalu dipenuhi oleh para TKW yang pada saat libur. Mulai dari bercengkrama, hingga menjajakan makanan di taman tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taman Victoria merupakan taman umum yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas umum pula seperti lapangan tenis dan sarana jogging track. Pepohonan yang rimbun di taman sekeliling lapangan hijau menambah sejuk suasana taman.
Terdapat sebuah patung Ratu Victoria di pintu masuk utama taman tersebut. Sebuah kolam berbentuk bulat, mempercantik taman ini.
"Entah apa sebabnya, TKW dari dulu kumpulnya di sini. Mungkin karena di sini nyaman," katanya.
Termasuk Inge, seorang TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu, tentu tidak akan melewatkan hari Minggu untuk berkunjung ke taman tersebut. Entah hanya untuk sekadar melepas lelah, ia pun bisa bertemu dengan teman sebangsanya di situ.
"Di sini, kami bisa bertukar pengalaman dan saling curhat," katanya.
Jualan Ala Artis
Selain menjadi lokasi refreshing, taman tersebut dijadikan sebagai usaha sampingan oleh para TKW. Ya, para TKW itu memanfaatkan taman tersebut untuk berjualan.
"Banyak teman saya yang berjualan di sini," katanya.
Makanan yang ditawarkan pun berbagai jenis. Tapi tentunya, makanan yang dijajakan itu adalah makanan khas Indonesia.
"Ada yang jualan bakso, somay, gado-gado dan banyak lagi," katanya.
Yang lebih unik, TKW yang kreatif, berdandan ala artis untuk menarik perhatian pembeli. Terkadang, TKW itu berjoget-joget agar banyak pembeli.
"Ada teman saya yang jualan jamu, dia kalau jualan itu joget-joget dengan pakaian seperti artis," katanya.
Untuk segelas jamu, kata Inge, dijual seharga 20 HKD atau sekitar Rp 21 ribu. Penjual jamu itu, kata dia, bisa menjual hingga 200 gelas dalam sehari.
"Lumayanlah keuntungannya. Anak-anak (TKW) sini pintar-pintar memanfaatkan waktu luangnya," katanya.
Adapun, bahan-bahan yang digunakan para TKW itu didapat dari toko Indonesia yang berada di Hong Kong. Salah satunya yakni toko Chandra yang menjual khusus barang-barang dari Indonesia.
Namun, usaha mereka seringkali dihadapkan dengan petugas. Jika di Indonesia ada Satpol PP, di Hongkong pun sama.
"Kami menyebutnya Pak Dhe. Kalau ada Pak Dhe, kami kasih tahu ke teman-teman," katanya.
Internetan di Perpustakaan
Di seberang Taman Victoria, tepatnya di sebelah selatan taman, terdapat sebuah perpustakaan umum. Di situlah, para TKW sering menggunakan sarana internet.
"Di perpustakaan itu, internetnya gratis. Jadi kami sering ke sana untuk kirim email," katanya.
Para TKW juga bisa menambah ilmu pengetahuan dengan membaca-baca buku di perpustakaan tersebut. Namun, buku tersebut tidak diperbolehkan dibawa pulang.
"Nggak bisa dipinjam ke rumah, harus dibaca di situ," tutup Inge. (mei/anw)