Fenomena alam itu muncul di hulu Kali Apu yang terletak di Dukuh Klakah Duwur, Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali. Salah satu kampung tertinggi Merapi di daerah Boyolali itu hanya sekitar 3 hingga 4 km jaraknya dari puncak Merapi.
Meskipun disebut kali atau sungai, namun hulu kali tersebut selalu kering-kerontang setiap saat. Aliran sungai itu baru terisi air di saat turun hujan dan juga merupakan salah satu jalur lahar dingin. Mata air sungai itu terdapat di bawah hulunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya lagi, sebelum mengalir ke hilir air itu terjebak dalam bendungan longsoran tebing. Derasnya lahar dingin yang turun dari puncak Merapi, membuat tebing hulu Kali Apu di kedua sisinya longsor ke tengah kawasan aliran. Aliran air baru itu terbendung di lokasi longsoran tebing dan terbentuk genangan air cukup besar menyerupai dana kecil.
'Danau' baru tersebut berada di dasar sungai berkedalaman sekitar 50 meter dari atas tebing. Ukurannya lumayan besar, panjangnya sekitar 70 meter dan lebarnya sekitar 25 meter. Belum bisa diperkirakan mengenai kedalamannya.
Dari atas tebing air 'danau' itu tampak tenang dan jernih kehijauan. Tak pelak, kabar mengenai munculnya mata air baru yang membentuk danau tersebut menjadi perbincangan warga. Akhirnya banyak warga di luar Desa Klakah yang datang untuk menyaksikan munculnya 'danau' baru tersebut.
"Banyak orang yang sudah datang menyaksikan. Tapi kami selalu memberikan peringatan untuk berhati-hati karena tebing di sekitarnya cukup tinggi dan terdapat beberapa retakan di sejumlah titik. Kami minta pengunjung tidak terlalu mepet bibir tebing karena rawan longsor," ujar Tumari, seorang warga setempat, Rabu (16/2/2011).
Tumari yang juga relawan Merapi tersebut selalu mengingatkan pengunjung tentang bahaya-bahaya yang kemungkinan timbul akibat tanah tebing yang labil pasca gerusan lahar dingin. Apalagi tebing tersebut sangat terjal dan tinggi, hingga mencapai kedalaman lebih dari 50 meter.
(mbr/ken)