Dalam aksi itu, mereka membentangkan baju-baju yang bertuliskan yang bertuliskan 'Majikan Sejahtera karena PRT', 'Pengakuan, Hak dan Kerja Yang Layak Bagi PRT', dan sebuah baliho raksasa bertuliskan '100 Jemuran PRT Yang Membuat Para Majikan Berpakain Bersih dan Rapi'.
Mereka tergabung dalam Komite Aksi Pekerja Rumah Tangga. Adapun para PRT juga melakukan pantomim atas tuntutanya dan bentuk gerak kerja pembantu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menuntut untuk segera disahkannya UU PRT. Hari PRT ini dilatarbelakangi PRT Sunarsih yang berusia 14 tahun meninggal dunia setelah dianiaya majikan pada 2001. Majikan tersebut mengulangi lagi pada 4 pembantunya pada 1999, 2000, 2001 dan 2005. Namun tidak pernah dihukum," tandasnya.
Aksi ini menarik para pengendara kendaraan yang melaju di Bundaran HI. Beberapa dari mereka membuka kaca mobil untuk melihat aksi jenaka para pantomim dari PRT tersebut. Salah satu pengguna jalan yang juga memiliki PRT, mengaku sangat terbantu dengan adanya PRT di rumahnya.
"Kalau saya, semuanya dibicarakan dengan PRT. Kalau kelihatannya PRT saya sudah kecapekan, ya sudah, gak di suruh ngerjain lagi. Kan dirumah juga sudah ada mesin cuci, penyedot debu dan sebagainya. Ya, lumayan ringanlah untuk kerjaan PRT," komentar Bayu (46), warga Pondok Labu saat melintas di Bundaran HI.
(asp/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini