Jaksa DSW Klaim Amplop Coklat Berisi Uang Yang Diterima Untuk Donasi

Jaksa DSW Klaim Amplop Coklat Berisi Uang Yang Diterima Untuk Donasi

- detikNews
Sabtu, 12 Feb 2011 20:31 WIB
Jakarta - Penasehat hukum sementara jaksa DSW mengakui keberadaan amplop coklat saat kliennya ditangkap oleh KPK, Jumat (11/2) malam. Namun, uang tersebut diakui oleh jaksa DSW sebagai uang donasi sosial.

"Tadi memang ada kemungkinan kesalahpahaman sedikit. Jadi ada hal-hal yang memang tadinya tidak tahu, ada donasi untuk yatim dan majelis," tutur penasehat hukum sementara jaksa DSW, Syaiful Hidayat kepada wartawan di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (12/2/2011).

Syaiful mengakui bahwa saat kliennya ditangkap, memang ada amplop coklat di dalam mobil jaksa DWS. Namun, menurut Syaiful, kliennya menyebut uang dalam amplop coklat tersebut sebagai bantuan donasi yang diberikan oleh pegawai BRI yang ikut ditangkap oleh KPK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang saya ketahui memang ada bantuan donasi yang diserahkan. Saya tidak tahu (berapa jumlahnya). Jadi (amplop coklat) itu ada di dalam mobil, ditaruh di dalam mobil (milik jaksa DSW)," ungkapnya.

Bantuan donasi tersebut, menurut Syaiful, merupakan inisiatif dari pegawai BRI tersebut. Dikatakan Syaiful, jaksa DSW hendak menerima bantuan donasi tersebut selaku panitia pembangunan masjid dan perayaan keagamaan.

"Dia (jaksa DSW) salah satu panitia di pembangunan masjid dan perayaan gitu, yatim piatu, di Ciledug," tuturnya.

Syaiful mengatakan, jaksa DSW dan pegawai BRI tersebut dikenalkan oleh seseorang. Kemudian pada pertemuan kedua, rencananya akan diberikan bantuan donasi sosial dari pegawai BRI tersebut kepada jaksa DSW, namun keduanya justru ditangkap oleh KPK.

Jika memang hendak uang dalam amplop coklat tersebut terkait donasi sosial, mengapa jaksa DSW kabur saat tahu dirinya dibuntuti oleh KPK? "Saya enggak tahu, saya belum tahu posisinya, belum banyak bertanya tentang materi. Saya selaku penasehat hukum memberikan kekuatan secara moral dulu, sampai dia bisa menjelaskan secara enak, sebab kalau terburu-buru juga nanti kalau memang salah
nanti gimana," dalih Syaiful.

Lebih lanjut Syaiful mengakui, pemeriksaan terhadap kliennya yang dilakukan sejak semalam baru merupakan pemeriksaan awal seputar identitas dan administrasi saja. Untuk pemeriksaan lanjutan terkait materi, akan dijadwalkan di kemudian hari.

"Tadi baru pemeriksaan awal, hanya mengenai SDM dulu, materi belum siap, karena kondisi klien sedang sakit," ucapnya.

Berdasarkan penelusuran detikcom, DSW merupakan kepanjangan dari Dwi Seno Wijanarko. Seno adalah jaksa di Intelijen Kejari Tangerang. Meski bertugas di intelijen, Seno kerap memegang kasus pidana umum.

Seno ditangkap oleh KPK di Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan, sekitar pukul 21.00 WIB, Jumat (11/2). Namun pengintaian tim KPK dilakukan sejak pukul 17.00 WIB.

Dalam penangkapan itu, seorang pegawai BRI juga ikut dibawa oleh penyidik KPK. Sebuah amplop coklat berisi uang serta mobil Terios hitam bernopol B 1835 VFD turut diamankan penyidik KPK.

Pegawai BRI itu menyerahkan uang yang dibungkus amplop coklat di pinggir jalan. Usai menerima, Seno pun langsung pergi.

Tidak berapa lama, tim KPK langsung mengejar mobil Seno yang memiliki logo kejaksaan di nopolnya. Di sinilah terjadi aksi kejar-kejaran. Di sekitaran Bintaro Regency, Seno mulai sadar jika dibuntuti KPK. Ia pun memacu kendaraannya makin cepat.

KPK yang menerjunkan empat mobil pun langsung mengepung. Supaya tidak lari, salah satu mobil KPK, Toyota Inova pun memepet mobil DSW. Bahkan bemper belakang Inova sampai penyok ditabrak Terios.

(nvc/ape)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads