"Kami prihatin terhadap beredarnya informasi yang menyesatkan seputar merek-merek susu formula yang diduga terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii, " kata humas APMB Yeni Fatmawati dalam pesan pendeknya kepada detikcom, Jumat (11/2/2011).
Menurut APMB hal tersebut pernah beredar pula pada 2008 lalu. Menurutnya, bahwa informasi yang sama persis pernah beredar pada 2008 silam, dan telah mendapat bantahan dari Dr Sri Estuningsih (peneliti yang menemukan bakteri E sakazakii dalam susu formula) sendiri. Hal ini diperkuat oleh BPOM, yang menyatakan bahwa tidak ditemukan bakteri E sakazakii di dalam susu formula bayi yang terdaftar dan beredar di Indonesia pada 2008.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan menyesatkan," tandasnya.
Polemik ini bermula ketika ketika para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan adanya kontaminasi Enterobacter sakazakii sebesar 22,73 persen dari 22 sampel susu formula yang beredar tahun 2003 hingga 2006. Hasil riset itu dilansir Februari 2008. Namun, IPB tidak bersedia menyebutkan merek susu yang dimaksud.
(asp/nwk)