Solo - Pengamat politik UI Arbi Sanit memprediksi Keputusan PDIP menyandingkan Megawati dengan Hasyim Muzadi akan menuai kekecewaan. Menurut dia, dukungan warga NU terhadap Hasyim sangat kecil dan akan semakin menyusut. Sedangkan PKB dinilai oportunis jika tetap mendukung Gus Solah mendampingi Wiranto."Sejak awal para kiai maupun warga NU secara umum terpecah menjadi tiga dalam menyikapi persoalan politik akhir-akhir ini. Ada yang mendukung Gus Dur, ada yang mendukung Hasyim, ada pula yang tetap netral seperti para kiai dari Rembang. Namun menurut saya, pendukung Hasyim akan semakin menyusut."Hal tersebut disampaikan Arbi Sanit kepada wartawan usai berbicara dalam seminar kajian kritis dan masa depan demokrasi di Hotel Sahid Raya, Solo, Senin (10/5/2004). Arbi mengatakan semakin menyusutnya dukungan pada kiai dan warga NU kepada Hasyim itu berkaitan dengan sikap Hasyim yang tidak bersedia mundur dari jabatannya sebagai ketua umum PBNU.Menurut Arbi, Semakin Hasyim bersikeras menolak mundur dari jabatannya di PBNU akan semakin menghilangkan simpati para kiai dan warga NU. Hal tersebut karena Hasyim telah dengan sengaja melanggar aturan internal yang melarang rangkap jabatan di kepengurusan NU dengan jabatan politik sesuai
khittah NU."Oleh karena itu bisa jadi PDIP akan kecewa memutuskan untuk bergandengan dengan Hasyim yang dianggap akan mampu menambah dukungan suara. Di samping kecilnya dukungan kepada Hasyim selama ini, bahkan dukungan yang kecil itupun akan meninggalkannya," ujar Arbi.
PKB OportunisLebih lanjut, Arbi juga menilai PKB telah melakukan langkah oportunistis dengan merekomendasikan kadernya sebagai cawapres berpasangan dengan Wiranto yang merupakan capres dari Partai Golkar. Dengan nada tinggi, dia menilai PKB telah melakukan kesalahan ideologis dan kesalahan reformasi.Menurutnya, dari calon-calon yang ada kans terbesar untuk memenangi pemilihan presiden memang ada pada Wiranto. Namun demikian tidak semestinya PKB menyodorkan dan akan mendukung sepenuhnya kader PKB sebagai cawapres Wiranto jika Gus Dur terganjal pencalonannya. Dia bahkan menilai sikap PKB itu sebagai langkah oportunistis khas gaya politik NU."Dari dulu juga NU memang selalu begitu. Dengan mudah mengubah arah keputusan politiknya untuk mendekat ke sumbu kekuasaan. Dalam kasus dukungan Gus Solah berpasangan dengan Wiranto ini misalnya, menurut saya benar-benar telah terjadi kesalahan ideologis dan kesalahan reformasi yang dilakukan PKB," tegasnya.Ketika dimintai pendapatnya tentang keputusan PKB akan berkoalisi dengan Golkar padahal partai penguasa Orde Baru tersebut telah dibubarkan melalui Maklumat Presiden Gus Dur tahun 2001, dengan cepat Arbi menyambar, "Makanya. Ya itulah, terjadi kesalahan ideologis dan kesalahan reformasi," tegasnya.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini