Ibu-ibu yang mengenakan jilbab itu mengklaim Delta Spa tidak ubahnya sebagai tempat prostitusi terselubung. Ibu-ibu itu juga menduga, lokasi itu juga dijadikan ajang peredaran narkoba.
Aksi demo digelar di pintu masuk Delta Spa and Health Club. Ibu-ibu itu membawa sejumlah poster yang berisi kecaman terhadap keberadaan Delta Spa. Mereka juga mengecam keberadaan Elite Spa yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Medan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami minta Pemerintah Kota Medan segera mencabut izin operasional Delta Spa, dan sejumlah pusat hiburan lainnya karena diduga mempekerjakan anak di bawah umur, tari telanjang karena merusak moral remaja dan orang tua," kata Nila saat berorasi.
Disebutkan Nila, saat ini di Medan terdapat 59 karaoke, 15 diskotik atau klab malam, 35 live music, 37 panti pijat, 9 /reflexology/ dan 59 spa dan cukup. Keberadaan tempat-tempat ini, minim pengawasan dari pemerintah sehingga rawan penyalahgunaan.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan, para pendemo juga meminta para tokoh masyarakat, pemuda dan ulama ikut memerangi kemaksiatan di Medan karena dikhawatirkan Medan akan menjadi kota maksiat metropolitan, jika dilihat dari perkembangan tempat hiburan maksiat dan hotel-hotel tempat maksiat yang ada di daerah ini.
Kendati yang berdemo hanya delapan orang, namun penjagaan cukup ketat. Setidaknya 15 orang anggota Satuan Pengamanan (Satpam) Delta Spa berjaga-jaga. Berbeda dengan pengamanan aksi demontrasi pada umumnya yang biasanya dilakukan polisi satuan Samapta, pada aksi demo kali ini juga dijaga setidaknya lima personel Brimob Daerah Sumut.
(rul/ken)