Dalam sidang penyelidikan mengenai perang Irak yang berlangsung di London, Inggris, Blair juga mengkritik kebijakan Presiden AS Barack Obama mengenai Iran. Menurut Blair, Obama terlalu lunak terhadap Iran. Blair bahkan mendesak negara-negara Barat untuk menggunakan kekerasan jika diperlukan untuk menghentikan ambisi nuklir Iran.
Ini merupakan kemunculan kedua Blair dalam sidang penyelidikan perang Irak tersebut. Blair pertama kali muncul dalam hearing tersebut pada Januari 2010 lalu. Saat itu, Blair menyatakan dirinya "tidak menyesal" soal menggulingkan pemimpin Irak, Saddam Hussein. Komentar Blair ketika itu menimbulkan kecaman banyak pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menjelaskan bahwa tentu saja saya sangat menyesali hilangnya nyawa, apakah itu dari angkatan bersenjata kita sendiri, dari negara-negara lain, warga sipil yang membantu rakyat di Irak atau warga Irak sendiri," ujar Blair seperti dilansir AFP, Sabtu (22/1/2011).
Kata-kata Blair itu memancing kemarahan dari pengunjung yang memadati ruang sidang. Di antara pengunjung terdapat banyak anggota keluarga dari sebagian prajurit Inggris yang tewas selama perang Irak.
Beberapa dari mereka berteriak bahwa pernyataan Blair "sangat terlambat". Ada pula seorang wanita bernama Rose Gentle yang berteriak bahwa kebohongan Blair telah membunuh putranya yang berumur 19 tahun, Gordon, pada tahun 2006 saat bertugas di Basra, Irak.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini