"Bisa saja Gayus mau kabur ke sana," kata Ketua Pusat Studi Kepolisian, Budi Wicaksono, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (19/1/2011).
Budi juga menduga, Gayus mengira wajahnya mirip dengan wajah sebagian besar orang Guyana yang berasal dari keturunan Hindustan. Karena itu, jika suatu saat dia kabur ke negara itu tidak akan ketahuan. Apalagi bahasa resminya adalah bahasa Inggris, sehingga kemungkinan besar Gayus tidak akan mengalami kesulitan dalam komunikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengajar di Fakultas Hukum UNDIP ini menyesalkan mengapa baru sekarang polisi mengungkap soal paspor ini. Menurutnya, seharusnya polisi bisa mengetahui indikasi-indikasi seperti ini sejak awal.
Warga AS John Jerome Grice disebut-sebut sebagai orang yang mengirimkan e-mail berisi paspor dengan foto Gayus dan Milana itu. Budi khawatir, karena Jerome adalah orang luar negeri yang keberadaanya masih belum jelas, yang bersangkutan lalu susah dilacak.
"Karena susah dilacak, lalu selesai. Kalau begitu, ini hanya akan jadi permainan saja," sesalnya.
Terkait pelesiran Gayus ke sejumlah negara seperti Macau, Hong Kong dan Singapura, Budi menduga kepergian itu bukan sekadar jalan-jalan. Polisi harus terus menyelidiki kemungkinan Gayus mengamankan asetnya atau aset milik orang lain.
"Korupsi korporasi tidak dilakukan sendiri. Gayus bisa saja diminta orang lain yang terkait kejahatannya untuk mengatur asetnya di luar negeri. Ini harus terus diselidiki," tambah Budi.
Sedangkan soal instruksi presiden sehubungan dengan penyelesaian masalah Gayus yang ditangani dengan pembuktian terbalik, hal itu bisa dilakukan kendati pembuktian terbalik tidak diatur dalam UU Tindak Pidana Korupsi. "Kalau suap bisa. Ini sekarang kita jangan terpaku pada UU yang ada tapi semangat memberantas korupsi," lanjutnya.
Menurutnya, pembuktian terbalik ini sudah bisa dilakukan lantaran Gayus memiliki uang sekian miliar rupiah yang tidak didapat dari orangtuanya. "Dengan pembuktian terbalik, maka yang digunakan adalah pendekatan hukum progresif. Minimal dalam proses penyidikan, ini bisa digunakan," tutup Budi.
Polisi menemukan paspor berkop negara Republik Guyana, bekas jajahan Inggris, dengan foto yang mirip Gayus Tambunan dan Milana Anggraieni. Di dua paspor itu, tertera nama Yosep Morris untuk paspor dengan foto mirip Gayus dan nama Ann Morris pada paspor yang fotonya mirip Milana Anggraieni.
Paspor Yosep Morris bernomor 1209595 dikeluarkan pada 23 Juli 2007. Paspor itu berlaku hingga 22 Juli 2012. Sedangkan paspor atas nama Ann Morris, dikeluarkan pada 18 Juli 2007.
Paspor ini ditemukan oleh penyidik secara tidak sengaja. Saat itu, penyidik Polri meneliti percakapan e-mail antara calo penghubung Ari dan calo paspor asal AS, John Jerome (JJ). Percakapan ini terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2010. John Jerome ditengarai berada di sebuah negara di wilayah Asia.
Kemenkum HAM belum bisa memastikan apakah paspor itu asli atau palsu. Kemenkum HAM masih terus menyelidiki lokasi pembuatan paspor tersebut.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini