Pengunduran diri itu terjadi menjelang detik-detik terakhir pemilihan ketum Ansor.
"Hasil istiqoroh orang tua saya, saya diminta tidak melanjutkan mencalonkan sebagai ketua umum PP GP Ansor. Mulai hari ini, saya tidak melanjutkan sebagi ketua umum," ujar A Malik Haramain saat jumpa pers di lokasi Kongres ke XIV Ansor di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (16/1/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak ada kata-kata untuk memprotes keputusan orang tua saya. Sebagai orang NU, saya takdim dan menghormati orang tua saya. Karena dari dulu, saya selalu meminta restu dari orang tua. Saya harus dapat restu dari orang tua 100 persen agar tidak ragu-ragu," terangnya.
Mantan ketua PMII Jakarta ini menegaskan, pengunduran dirinya murni tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, bukan karena ada tekanan pihak-pihak lain maupun dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), baik terhadap dirinya maupun orang tuanya.
"Sampai sekarang PKB mempersilakan saya tetap mencalonkan sebagai ketua umum. Tidak ada tekanan untuk menghentikan saya. PKB sampai detik ini masih mempersilakann saya maju. Dan ini pure murni karena Abah saya mengatakan agar saya jangan melanjutkan mencalonkan ketua umum. Saya tidak tahu apa alasannya dan tidak perlu mendebatnya," ujar anggota DPR RI dari PKB.
Malik mengatakan, suara dukungan dari cabang yang akan memilihnya sebanyak 168 suara. Dengan pengunduran dirinya, dia mempersilakan pendukungnya untuk memilih calon yang layak dan berkompeten membangun Ansor.
"Saya mohon maaf kepada cabang dan wilayah yang selama ini mendukung saya. Saya meminta cabang dan wilayah untuk berpikir jernih, objektif dan matang," ujarnya.
Sementara itu, Romawi salah satu pendukung dari Kalbar, mengaku kecewa dengan pengunduran diri Malik.
"Jujur saya tidak rela. Apapun resikonya kita siap menghadapinya. tapi beliau kukuh mengundurkan diri karena ini perintah orang tuanya," terang Romawi.
(bdh/nwk)