Astronom ITB: Pergeseran Zodiak Tandai Perubahan Iklim Global

Astronom ITB: Pergeseran Zodiak Tandai Perubahan Iklim Global

- detikNews
Minggu, 16 Jan 2011 05:12 WIB
Jakarta - Profesor Parke Kunkle yang ahli di bidang astronomi menggeser sejumlah penanggalan zodiak dan menambah Ophiuchus, yang membuat total zodiak berjumlah 13 bintang. Pergeseran zodiak dibenarkan oleh astronom ITB, Muji Raharto. Pergeseran pola rasi bintang ini akan mengakibatkan perubahan iklim global.

"Sekarang ini titik Aries yang memotong ekuator langit di titik Pisces dan itu berkaitan dengan perubahan iklim global. Ini periode yang panjang memakan waktu 25.000 tahunan," ujar Muji kepada detikcom, Minggu (16/1/2011).

Perubahan iklim yang terjadi pun cukup ekstrim. Perubahan iklim karena perubahan posisi sumbu bumi itu sendiri memberi pengaruh langsung terhadap situasi cuaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini karena tubuh bumi terpengaruh gaya tarik bulan dan rasi bintang," paparnya.

Menurutnya pola zodiak akan terus bergeser. Hanya saja, waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pergeseran sangat lama.

"Kita ngak tahu persis. Misalnya dalam 13.000 tahun nanti yang disorot apakah kutub utara atau selatan. Kalau saat ini kan disorot semua bergantian," terangnya.

Kejutan awal tahun ini diberikan oleh Profesor Parke Kunkle yang menyebutkan sistem zodiak atau perbintangan saat ini sudah basi alias sudah ketinggalan zaman. Profesor yang mengajar astronomi di Minneapolis, Amerika Serikat, itu mengatakan sumbu bumi saat ini sudah bergeser dari posisi sejak sistem zodiak pertama kali ditemukan bangsa Babylonia.

Sistem Babylonia kuno mengelompokan zodiak berdasarkan konstelasi di mana matahari berada pada saat orang dilahirkan. Tetapi ribuan tahun setelahnya, gravitasi bulan telah mengubah posisi putar bumi pada porosnya dan menciptakan perbedaan sebulan pada susunan bintang.

Astronom saat ini mengusulkan semua bintang mundur satu bulan ke belakang dan menambah bintang ke-13, yakni ophiuchus. Akibat dari sistem zodiak ini, banyak orang berganti bintangnya. Pendapat Kunkle juga menimbulkan kontroversi dan debat di berbagai kalangan. (van/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads