Taman Barat Monas, Dari Spot Pacaran Sampai Kisah Horor

Taman Barat Monas, Dari Spot Pacaran Sampai Kisah Horor

- detikNews
Kamis, 13 Jan 2011 07:28 WIB
Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan Tugu Monas. Tidak hanya warga Jakarta, ikon ibukota Indonesia ini juga cukup dikenal hingga masyarakat pelosok sampai wisatawan mancanegara.

Saking terkenalnya, tempat ini juga sering dijadikan pusat unjuk rasa warga sampai acara tahunan seperti pergantian tahun. Tempat ini juga tak pernah sepi dari pengunjung sekalipun hari kerja.

Seiring kemajuan zaman, fungsi Monas tak hanya sebagai tempat rekreasi. Di tanah seluas 85 hektar persegi ini, belakangan mulai dijadikan tempat berolah raga bagi warga Jakarta sampai tempat berpacaran kaum muda-mudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monas sendiri memiliki 4 taman. Taman barat yang mengarah ke jalan Medan Merdeka Barat, taman selatan yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Selatan, taman utara yang mengarah ke Istana Presiden serta taman timur yang mengarah stasiun Gambir. Di antara 4 taman ini ternyata taman barat dan selatanlah yang menjadi tempat favorit para pengunjung. Namun khusus di taman sebelah barat, itu lokasi pilihan remaja. Kenapa?

Menurut penuturan seorang petugas kebersihan yang ditemui detikcom, di taman barat ini sendiri pepohonan memang lebih rimbun. Keadaan ini membuat udara terasa sangat sejuk untuk bersantai.

"Di taman barat memang paling banyak diminati untuk muda-mudi. Biasanya mereka mau pacaran, karena pohonnya rindang, gelap dan sepi," ujar petugas bernama Andi.

Dia mengatakan, tak hanya sore hari, bahkan sejak siang sekitar pukul 11.00 WIB sudah datang pasangan muda-mudi itu. "Kadang kita heran juga kok pagi-pagi udah pacaran," lanjutnya.

Tak hanya jadi tempat pilihan untuk pacaran, ternyata taman barat Monas juga menyimpan cerita klenik. Pria yang sudah 9 tahun bekerja di Monas ini, pernah mengalami kejadian aneh di taman itu.

"Jadi waktu itu kejadiannya siang hari. Saya biasa lagi nyapu sama teman-teman di daerah situ. Tiba-tiba ntah kenapa pas sampai rumah badan saya nggak enak, trus saya ngamuk-ngamuk nggak jelas gitu. Saya nggak sadar apa yang saya bilang," ceritanya.

"Kata orang rumah saya (istri) pokoknya saya bilang gini, kamu si ada orang nongkrong main lewat aja, nggak permisi," lanjutnya menceritakan.

Dia lantas merasa yang masuk ke tubuhnya itu adalah penunggu taman tersebut. Katanya, kemungkinan karena kawasan ini dulu bebas mungkin saja ada hal-hal aneh terjadi seperti pembacokan.

"Dulu kan orang bebas keluar masuk disini sebelum di pagar, dan mungkin aja saat ini ada yang aneh-aneh hingga rohnya gentayangan," ucapnya.

Pantauan detikcom sendiri memang tempat ini cukup nyaman. Rumput yang tertata rapi membuat muda-mudi membaringkan badannnya untuk sekedar beristirahat.

Salah satu pasangan membenarkan taman barat ini memang cukup enak untuk membuang kepenatan kota Jakarta. "Enak aja di sini, yang penting kan nggak macem macem," kata Eni.

Eni yang sore ini ditemani kekasihnya, mengaku tidak terlalu sering mengunjungi Monas. Saat ditanyai mengenai taman barat yang sedikit berbau mistis ternyata dia juga merasakannya.

"Memang kalau masuk sini agak aneh aja, mungkin karena sepi dan gelap itu tadi ya," lanjut Eni yang masih duduk di bangku SMA ini.

Namun selama ke taman itu, Eni mengaku tak pernah mengalami hal aneh. "Jangan sampai lah, cuma ngerasa-ngerasa aja," ucapnya.

Namun, Kasatgas Satpol PP Monas HP Tambunan yang baru bertugas tiga bulan di tempat itu kurang percaya dengan hal yang berbau horor. Namun menurutnya, karena taman sisi barat itu lebih rindang, image yang terpancar jadi seperti itu. "Selama ada Tuhan saya tidak takut, tapi jangan sampai juga saya melihat," katanya.

Terkait bebasnya muda-mudi yang pacaran di seputaran Monas, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak. Karena menurutnya aturan yang tegas untuk itu sebenarnya belum ada meskipun mereka selalu mengimbau.

"Ya gimana mau dilarang ya, inikan tempat umum. Kita hanya bisa bertindak sesuai aturan dimana kalau diatas pukul 23.00 WIB ini harus kosong. Nah kalau diatas masih kedapatan, baru kita tindak," jelasnya.

"Lagian kadang berdua kan belum tentu pacaran kita kira," seloroh Tambunan.

Yang jelas dikatakan Tambunan dia selalu menginstruksikan anak buahnya untuk selalu berpatroli.

"Jadi di sini itu ada 75 orang lebih kurang, dibagi 3. Jadi tiap harinya bekerja 25 dan 25 itu kerja 24 jam. Mereka patroli setiap 2 jam sekali baik dengan sepeda maupun dengan mobil patroli," paparnya.

(lia/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads