"Tak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan bagaimana perasaan kami. Kami harap kata-kata itu ada, sehingga kami bisa membuat Anda merasa lebih baik. Kami tidak memahami mengapa ini terjadi," demikian statemen orangtua Loughner yang dirilis kepada media seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (12/1/2011).
"Ini mungkin tak akan membuat perbedaan, namun kami harap kami bisa mengubah peristiwa keji Sabtu itu. Kami sangat peduli akan para korban dan keluarga mereka, dan kami sangat menyesal akan kehilangan mereka," demikian pernyataan keluarga Loughner.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden maut itu terjadi ketika Giffords tengah menggelar acara pertemuan dengan para konstituennya di luar sebuah mal di Kota Tucson, Pima County. Loughner tiba-tiba melepas tembakan dengan membabi-buta. Usai menembaki korban-korbannya, pria berumur 22 tahun itu ditangkap dan dituntut atas dakwaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.
Dari enam korban tewas termasuk seorang bocah perempuan berumur 9 tahun, Christina Taylor Green. Ayah bocah tersebut mendesak hukuman mati atas Loughner.
"Ini kasus yang cukup jelas dan saya penggemar hukuman mati," cetus John Green, ayah Christina.
Akibat tembakan yang menembus dadanya, Christina tewas seketika di tempat kejadian. Orangtua Christina sangat terpukul akan kematian bocah yang lahir saat serangan teroris 11 September 2001 (9/11/) itu.
"Dia datang ke dunia ini pada 9/11 dan kemudian pada usia 9 tahun, dia meninggalkan dunia ini di hari mengerikan ini," ujar ibunda Christina.
Atas peristiwa tersebut, bendera setengah tiang dikibarkan di gedung parlemen Capitol Hill. Presiden AS Barack Obama memimpin langsung pengheningan cipta nasional pada Senin, 10 Januari waktu setempat.
(ita/nrl)