11 Tokoh itu adalah Syafii Maarif, Salahudin Wahid, Natan Setiabudi, Putut Prabantoro, Bambang Ismawan, Kasturi Sukiadi, Parni Hardi, Wisjnubroto, Theresia Kristianty, Sudrajad dan Teguh Santosa.
Peluncuran GIN ditandai dengan diskusi kebangsaan bertema 'Kepemimpinan di Tengah Bencana', di Gedung Stovia, Jakarta Pusat, Selasa (11/1/2011). Acara juga dihadiri oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriantono Sutarto dan politkus Hanura, Yuddy Chrisnandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di koran-koran Pilkada yang dipenuhi uang banyak sekali, kepala daerah yang menjalani proses hukum saja masih bisa dilantik, melantik pula," sindir Gus Solah.
Adik kandung Gus Dur ini mengatakan, keberadaan GIN nantinya akan menyokong integritas bangsa dan mengkritisi segala kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai dasar Pancasila dan UUD 1945.
Natan, mantan Ketua Persekutuan Gereja-geraja Indonesia (PGI), mengatakan, GIN tidak berambisi muluk-muluk dan tidak berpretensi memimpin. Namun, GIN siap menggabungkan diri dengan semua kekuatan yang tidak terbeli.
"Lalu bersama-sama menggulirkan gerakan untuk membersamakan ketidakterbelian atau integritas itu," kata Natan.
Endiartono berharap, GIN bisa menjadi gerakan moral yang bisa memberikan sumbangsih bagi bangsa untuk keluar dari keterpurukan. "Agar bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lain di dunia," katanya.
(lrn/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini